Slawi__ ” Gerakan radikal umumnya karena faktor ekonomi dan status, karena mudah dijual di masyarakat. Kemudian agama hanya dijadikan alat untuk melegitimasi seolah kekeliruan itu dibenarkan oleh ajaran agama, Masyarakat harus cepat dan tanggap apabila ada aliran yang menyesatkan di masyarakat.” Kata Umi Azizah.
Demikian tanggapan dari Wakil BupatiTegal terkait dengan adanya teroris yang sekarang menjadi trandtopic. yang disiarkan langsung oleh Radio Slawi FM lewat acara Kabar Bupatiku Senin 18 Januari 2016 di Kantor BPKAD Kabupaten Tegal.. Ibu Wakil Bupati merasa Kaget dengan adanya berita tersebut. menurutnya Kabupaten Tegal merasa kecolongan dengan adanya terorisme di wilayahnya., sehingga beliau dalam kesempatan ini menghimbau kepada seluruh komponen masyarakat Kabupaten Tegal untuk saling menjaga lingkungannya masing-masing dan selalu berkoordinasi dengan pihak yang terkait apabila ada hal-hal yang meresahkan di masyarakt.
Dalam kabar bupatiku Kepala Kankemenag Kab. Tegal Ahmad Ubaidi menyampaikan Penyuluhan serta bimbingan tentang paham-paham yang menyimpang atau radikal sudah sering disampaikan dalam setiap acara yang diadakan oleh kankemenag. Kasi Bimas Islam dengan para penyuluhnya selalu berkoordinasi dengan pihak kepolisian. membentuk DAI Kamtibmas yang berjumlah 348 orang.
“ Kami selalu mensurvei setiap kali ada yang mendirikan lembaga keagamaan baru (Majlis Taklim, Pondok Pesantren, TPQ dan lain-lain), ijin operasional, sehingga kami dapat mengawasi dan mengevaluasi lembaga tersebut”. Kata Ahmad Ubaidi.
Dari bagian kesbangpolinmas juga berupaya melalui Forum Kewaspadaan Dini Masyarakt dan Komunitas Intelejen Daerah meminimalisir pergerakan aliran-aliran radikal dengan memperketat ijin pendirian organisasi. (maman)