Lebaksiu – Suasana panggung indoor MTsN 1 Tegal berubah penuh warna saat dua siswa kelas 7 tampil memukau dalam gelaran Inagurasi dan Pentas Seni, Sabtu (31/5). Di hadapan ratusan pasang mata, Bimo Rois Ridho Satrio dari kelas 7S12 dan Aghni Adhimal Athoya dari kelas 7S11 menyampaikan pidato yang sarat makna, memadukan keberanian, ketulusan, dan kecakapan berbahasa yang membuat seluruh hadirin terpaku.
Bimo membuka sesi pidato dengan tema perpisahan. Dengan gaya lugas dan percaya diri, ia menyampaikan pesan mendalam kepada kakak-kakak kelas yang akan meninggalkan madrasah tercinta. Kalimatnya mengalir tegas namun menyentuh, “Perpisahan bukan untuk berpisah, tetapi untuk menambah kerinduan,” ujarnya, mengutip ungkapan Arab yang memikat hati banyak pendengar. Pidatonya, yang ia susun sendiri dalam waktu seminggu, berhasil membalut suasana dengan nuansa haru sekaligus hormat kepada mereka yang telah lebih dulu menapaki perjalanan madrasah.
Tak kalah mencuri perhatian, Aghni Adhimal Athoya tampil menawan dengan pidato berbahasa Inggris. Dengan pelafalan fasih dan mimik ekspresif, ia menyampaikan pesan motivasi agar kakak-kakak kelas tak gentar mengejar mimpi dan senantiasa berpegang teguh pada iman serta karakter. “The best of people is the one who gives most benefit to others,” tuturnya di akhir pidato, yang disambut tepuk tangan meriah sebagai bentuk apresiasi atas kemampuannya mengekspresikan diri dengan bahasa internasional.
Kedua pidato ini bukan sekadar penampilan formal dalam sebuah acara tahunan. Lebih dari itu, Bimo dan Aghni menunjukkan bahwa siswa madrasah bukan hanya unggul dalam akademik, tapi juga kaya akan ekspresi, nilai, dan keberanian. Penampilan mereka menjadi simbol bahwa generasi muda madrasah siap tampil di panggung yang lebih besar, baik dalam bahasa ibu maupun bahasa dunia.
Para guru dan orang tua yang hadir pun terlihat antusias dan bangga. “Luar biasa! Anak-anak ini memberikan energi baru. Mereka bukan hanya tampil, tapi juga menyentuh hati,” ujar salah satu guru Bahasa Indonesia yang turut menyaksikan.
Inagurasi dan Pentas Seni kali ini pun seakan menemukan klimaksnya dalam dua pidato tersebut. Di tengah musik dan tari yang meriah, justru suara dari dua siswa itulah yang menggugah sisi terdalam — tentang arti perjuangan, perpisahan, dan masa depan.
Gelaran ini menjadi bukti bahwa MTsN 1 Tegal tak hanya mencetak siswa cerdas, tetapi juga mencetak pemuda-pemudi yang berani berbicara, menyampaikan nilai, dan memimpin dengan hati. Sebuah penanda, bahwa masa depan mereka, dan masa depan madrasah, tengah bersinar terang di panggung itu.