Bumijawa — Ramadhan kali ini terasa lebih berkesan di SMK Negeri 1 Bumijawa. Dalam semangat mengisi bulan penuh berkah dengan kegiatan positif, para siswa kelas X dan XI mengikuti Pesantren Kilat Ramadhan (PKR) yang berlangsung dari tanggal 14 hingga 20 Maret 2025 atau bertepatan dengan 14–20 Ramadhan 1446 H. Bertempat di aula sekolah, kegiatan ini tak sekadar rutinitas tahunan, namun menjadi ruang spiritual dan pembentukan karakter yang dipenuhi energi positif.
Mengusung tema “Mengukir Kebaikan, Menggapai Keberkahan Menuju Pelajar yang Berakhlakul Karimah”, kegiatan ini diisi oleh para Penyuluh Agama Islam Kecamatan Bumijawa yang tampil sebagai narasumber utama. Mereka adalah Agus Ma’sum, Saroni, Heru Triyono, Nurcholis, Siti Zubaidah, dan Ahmad Musyafa Aqil, enam sosok yang bukan hanya menyampaikan materi, tetapi juga menyentuh hati para siswa dengan pendekatan yang dekat dan inspiratif.
Materi yang disampaikan meliputi Fiqih Ubudiyah, Tauhid, Moderasi Beragama, Birrul Walidain, hingga Kenakalan Remaja. Agus Ma’sum, dalam ceramah pembukanya, mengingatkan pentingnya membangun karakter religius sebagai fondasi hidup di tengah zaman yang terus berubah. “Akhlak adalah pakaian utama pelajar. Cerdas saja tidak cukup, harus santun dan beriman,” ujarnya dengan penuh semangat.
Saroni dan Heru Triyono mengajak siswa untuk menjadikan puasa sebagai latihan spiritual agar terhindar dari pengaruh negatif lingkungan dan dunia digital. Heru bahkan menegaskan, “Tanpa iman yang kuat, modernitas bisa menjadi jebakan yang menenggelamkan nilai-nilai agama dan budaya kita.”
Kekhawatiran orang tua juga disuarakan oleh Ahmad Musyafa Aqil. Ia menyoroti pentingnya pendidikan agama sebagai benteng dari pergaulan bebas, geng motor, dan bahaya narkoba. “Kalau anak-anak tidak diberi bekal agama, mereka bisa terseret arus kehidupan yang menyesatkan,” tuturnya penuh keprihatinan.
Sementara itu, Nurcholis dan Siti Zubaidah menyampaikan bahwa orang tua dan sekolah harus berkolaborasi menciptakan lingkungan yang aman dan religius bagi remaja. “Ramadhan adalah waktu emas. Kegiatan seperti ini harus terus diadakan agar remaja punya alternatif kegiatan yang mendidik,” ujar Zubaidah.
Dengan kehadiran para penyuluh agama yang menyatu dalam kehidupan remaja, kegiatan PKR ini berhasil menciptakan suasana hangat, spiritual, dan reflektif. Tak hanya mendapat ilmu, para siswa juga diajak merenung dan merencanakan masa depan mereka dengan pondasi keimanan. “Saya jadi sadar pentingnya dekat dengan Allah dan menjauhi hal-hal negatif,” ucap salah satu siswa dengan mata berbinar.
Pesantren Ramadhan di SMK Negeri 1 Bumijawa kali ini menjadi bukti nyata bahwa penyuluh agama bukan hanya penceramah, tetapi sahabat pembentuk karakter yang mengukir nilai-nilai luhur di hati generasi muda.