KEDUNGBANTENG – Meskipun hujan mulai mengguyur beberapa wilayah Kabupaten Tegal, krisis air bersih masih menjadi masalah yang meresahkan warga di Pedukuhan Jaha dan Pedukuhan Kalisusuh, Desa Karanganyar, Kecamatan Kedungbanteng. Kamis (21/11/2024), Ikatan Penyuluh Agama Islam Republik Indonesia (IPARI) Kecamatan Kedungbanteng bersama Baznas Kabupaten Tegal melakukan aksi nyata dengan menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa empat truk tangki air bersih untuk masyarakat setempat.
Bantuan ini menjadi angin segar bagi warga yang selama ini kesulitan mendapatkan air bersih. Salah satu tokoh masyarakat Pedukuhan Kalisusuh, Bapak Sukim, menyambut bantuan tersebut dengan penuh syukur. “Kami sangat berterima kasih atas bantuan ini. Musim hujan sudah datang, tetapi air bersih tetap sulit kami dapatkan. Kehadiran IPARI dan Baznas menjadi berkah besar bagi kami,” ungkapnya penuh haru.
Ahmad Salam Fara, S.H.I., Penyuluh Agama Fungsional Kecamatan Kedungbanteng, menjelaskan bahwa distribusi air ini adalah bagian dari program kemanusiaan untuk membantu masyarakat terdampak kekeringan. “Kami sadar bahwa air bersih adalah kebutuhan pokok yang tidak bisa ditunda. Bantuan ini adalah wujud kepedulian kami terhadap kondisi masyarakat di wilayah ini, dan kami akan terus berusaha membantu mereka,” ujarnya.
Distribusi empat truk tangki air bersih dilakukan secara terorganisir, dengan melibatkan perangkat desa dan relawan untuk memastikan bantuan sampai kepada masyarakat yang membutuhkan. Tidak hanya memenuhi kebutuhan sehari-hari, air ini juga digunakan untuk kebutuhan ibadah warga, seperti wudhu dan mandi wajib.
Antusiasme masyarakat terlihat sejak kedatangan truk tangki pertama. Warga dengan tertib membawa jeriken dan ember untuk mendapatkan jatah air bersih. Beberapa bahkan memanfaatkan momen ini untuk berbincang langsung dengan para penyuluh agama dan perwakilan Baznas. Mereka berharap bantuan semacam ini dapat terus diberikan hingga permasalahan air bersih benar-benar teratasi.
“Musim hujan memang sudah datang, tetapi sumber mata air di wilayah kami belum kembali normal. Semoga ada solusi jangka panjang untuk mengatasi kesulitan ini, seperti pembangunan sumur bor atau sistem distribusi air bersih yang lebih baik,” ujar salah seorang warga Pedukuhan Jaha.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan solusi praktis bagi kebutuhan air bersih, tetapi juga menjadi ajang silaturahmi antara masyarakat, IPARI, dan Baznas. Kedua lembaga ini berharap aksi mereka dapat menginspirasi pihak lain untuk turut serta membantu masyarakat yang masih kesulitan mengakses kebutuhan dasar.
Bantuan ini juga menjadi pengingat bahwa musim hujan sekalipun tidak selalu menjamin ketersediaan air bersih. Dengan semangat gotong royong dan kepedulian, masalah ini dapat ditangani secara bersama-sama. Aksi kemanusiaan IPARI dan Baznas ini adalah bukti bahwa kepedulian terhadap sesama tak mengenal musim.