(Slawi) – Dalam libur nasional Wafat Isa Almasih, umat Katolik Kabupaten Tegal bersama dengan umat Katolik di seluruh dunia merayakan Jumat Agung, yaitu perayaan sengsara dan wafat Tuhan Yesus Kristus. Perayaan yang berlangsung di Gereja Katolik St. Maria Immaculata Slawi terlaksana pada Jumat (07/04). Perayaan yang diikuti oleh kurang lebih 500 umat Katolik ini dimulai pada pukul 15.00 WIB, saat di mana Tuhan Yesus wafat di atas kayu salib.
Yang istimewa dari Perayaan Jumat Agung ini adalah adanya pembacaan Passio, upacara penghormatan salib dan doa umat meriah. “Passio adalah kisah sengsara Tuhan Yesus yang biasanya dinyanyikan oleh empat orang. Upacara penghormatan salib adalah bentuk penghormatan dan sembah bakti umat Katolik pada Yesus yang berkorban sampai wafat di kayu salib. Sedangkan doa umat meriah adalah doa yang dibuat bukan hanya untuk orang Katolik, tetapi untuk berbagai golongan dan kelompok. Bahkan orang yang tidak percaya pada Tuhan pun didoakan dalam doa meriah ini,” jelas Agustinus Agus Subiyanto, Penyuluh Agama Katolik pada Kantor Kementerian Agama Kab. Tegal.
Dalam Perayaan Jumat Agung ini, Pastor Joseph Ohoiledwarin MSC selalu Pimpinan Gereja Katolik St. Maria Immaculata Slawi, mengajak umat Katolik untuk meneladan Tuhan Yesus yang setia memanggul salib dan bahkan sampai wafat di kayu salib. “Salib bagi orang Katolik, bukan lambang kehinaan, tetapi lambang kemenangan atas dosa dan maut yang membelenggu hidup manusia. Tuhan Yesus telah mengorbankan diri-Nya sampai wafat di salib demi keselamatan dan kemenangan manusia. Ia telah berkorban tanpa batas dan pengorbanan-Nya tuntas,” jelasnya.
Pastor Joseph juga mengajak umat Katolik untuk tidak malu membuat tanda salib di manapun berada. “Tanda salib adalah indentitas orang Katolik. Dengan membuat tanda salib, orang Katolik tidak hanya mengenang kembali Tuhan Yesus yang rela berkorban sampai wafat di atas kayu salib, tetapi juga meneguhkan dirinya untuk berani meneladan Tuhan Yesus yang rela berkorban tanpa batas. Teladanilah Tuhan Yesus dan setialah memanggul salib sampai akhir,” ajak Pastor Joseph. (AS/by)