Slawi — Madrasah tak lagi hanya tentang teori dan kitab. Rabu (30/4), MAN 1 Tegal kembali membuktikan diri sebagai kawah candradimuka inovator muda melalui Gelar Karya P5RA (Projek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin) Projek ke-2 yang kali ini mengusung tema besar “Gaya Hidup Berkelanjutan” dengan aksi nyata Teknologi Tepat Guna (TTG).
Bertempat di Indoor madrasah, para siswa kelas XI menyulap ruang pameran menjadi mini laboratorium kreativitas. Setiap kelompok menampilkan inovasi berbasis TTG seperti alat penyiram tanaman otomatis, kompor hemat energi, pengering tenaga surya, hingga penjernih air sederhana—semuanya dirancang dengan konsep efisien, ramah lingkungan, dan mudah diaplikasikan oleh masyarakat.
Plt. Kepala MAN 1 Tegal, H. Kasturi, dalam sambutannya menyampaikan kebanggaan atas karya siswa-siswi madrasah.“Kegiatan ini bukan sekadar pameran, ini adalah ladang tumbuhnya karakter pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin—kreatif, solutif, dan punya kepedulian sosial. Inilah esensi sejati dari P5RA,” tegasnya.
Tak hanya menciptakan, siswa juga ditantang untuk memahami akar masalah di sekitar mereka. Seperti yang dilakukan oleh Andika dari kelas XI MIPA 2 dan kelompoknya yang menciptakan “Smart Trash Bin”—tempat sampah otomatis berbasis sensor gerak.
“Kami ingin menciptakan alat yang bisa membantu masyarakat menjaga kebersihan tanpa harus menyentuh langsung. Ini penting terutama di tempat umum,” ujar Andika.
Menurut Waka Kesiswaan Hj. Nok Aenul, kegiatan ini bukan hanya tentang teknologi, tapi juga tentang sikap.“Kami ingin siswa belajar untuk berpikir kritis dan bertindak solutif. Mereka tidak hanya melihat masalah, tetapi mencoba menawarkan jalan keluar yang aplikatif dan terjangkau,” jelasnya.
Gelar Karya ini juga disambut antusias oleh para guru, komite, dan seluruh siswa yang hadir. Madrasah seolah berubah menjadi ajang pamer inovasi ala expo teknologi, namun dengan nuansa spiritual dan sosial yang kental.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, MAN 1 Tegal menegaskan komitmennya sebagai madrasah yang bukan hanya mencetak siswa yang pintar secara akademik, tapi juga bijak menghadapi persoalan dunia nyata.