Lebaksiu – Teater Emas MAN 1 Tegal kembali menunjukkan eksistensinya di dunia seni dengan sukses menggelar pentas mandiri bertajuk “Senandung Jiwa” di Aula Madrasah pada hari Selasa (28/1). Pertunjukan ini memukau para penonton dengan sajian drama yang sarat makna, menggambarkan kehidupan, perjuangan, dan nilai-nilai budaya lokal yang dikemas secara menarik dan emosional.
Pentas seni ini dihadiri oleh anggota ekstra Teater Emas, guru, alumni, serta para pecinta seni dari berbagai komunitas di Tegal. Para aktor membawakan pementasan dengan penuh penghayatan, membuat suasana terasa hidup dan mendalam. Dukungan tata panggung yang artistik serta pencahayaan yang dramatis semakin menghidupkan atmosfer pertunjukan, menjadikannya pengalaman yang tak terlupakan bagi penonton.
Dalam sambutannya, Waka Kesiswaan MAN 1 Tegal, Hj. Nok Aenul, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kerja keras para anggota Teater Emas. “Kami sangat bangga dengan kreativitas dan semangat anak-anak dalam berkesenian. Semoga Teater Emas terus berkembang dan menginspirasi banyak orang,” ujarnya. Pujian juga datang dari berbagai pihak, termasuk para alumni yang merasa bangga melihat generasi penerus terus melestarikan seni teater di madrasah.
Pembina Ekstra Teater Emas, Abdul Hofir, menyampaikan rasa bangganya atas keberhasilan pementasan ini. Ia menekankan bahwa keberhasilan ini adalah bukti bahwa Teater Emas bisa mandiri dan menghadirkan pertunjukan berkualitas di lingkungan sekolah sendiri. “Ini bukan sekadar pentas, tetapi juga perjalanan panjang dari latihan yang penuh dedikasi dan kerja keras,” katanya.
Ketua Teater Emas, Panji, mengungkapkan bahwa persiapan acara ini telah dilakukan selama beberapa bulan. “Kami ingin menghadirkan pementasan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pengalaman berharga bagi penonton. Semoga ini menjadi awal dari pertunjukan-pertunjukan yang lebih besar lagi,” ungkapnya dengan penuh semangat.
Puncak acara adalah penampilan utama “Senandung Jiwa”, sebuah drama yang mengisahkan perjalanan hidup seorang pemuda dalam menghadapi berbagai tantangan hingga akhirnya menemukan jati dirinya melalui seni. Akting yang kuat dan alur cerita yang menyentuh membuat penonton terbawa emosi, terbukti dengan tepuk tangan meriah yang terus menggema setelah pertunjukan berakhir.
Keberhasilan pentas mandiri ini menjadi bukti bahwa Teater Emas MAN 1 Tegal terus berkembang dan berkontribusi dalam dunia seni. Acara ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi ajang pembelajaran, baik bagi para aktor maupun penonton, tentang bagaimana seni dapat menjadi refleksi kehidupan. Ke depan, Teater Emas berambisi untuk terus berkarya dan menggelar pertunjukan yang lebih spektakuler, membawa nama MAN 1 Tegal semakin bersinar di dunia seni pertunjukan. (nuris)