Slawi — Rasa syukur tak melulu dirayakan dengan ucapan, kadang diwujudkan dalam aksi nyata yang berdampak jangka panjang. Inilah yang dilakukan oleh 14 calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) MTs Negeri 2 Tegal. Dalam momen penuh makna, mereka memilih menanam bibit pohon sebagai simbol syukur atas diterimanya sebagai ASN tahap I Kementerian Agama tahun 2025.
Aksi penanaman ini dilaksanakan selama dua hari, Ahad dan Senin (18–19 Mei 2025) di lingkungan madrasah, dengan waktu yang disesuaikan oleh masing-masing guru dan pegawai. Tak sekadar simbolis, kegiatan ini merupakan bagian dari program nasional Astra Protas (Aksi Syukur Tanam Pohon ASN), yang diprakarsai oleh Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar—sebuah gerakan spiritual-ekologis yang menekankan pentingnya sinergi antara iman dan kepedulian terhadap lingkungan.
Dalam sambutannya, Nurkholis, Wakil Kepala Madrasah Bidang Sarpras, menyampaikan apresiasi mendalam. “Penanaman pohon ini bukan hanya untuk memperingati pelantikan sebagai PPPK, tapi juga sebagai tonggak budaya peduli lingkungan yang harus terus tumbuh bersama kita,” ungkapnya.
Yang menarik, jenis tanaman yang ditanam pun beragam: mulai dari pohon buah seperti mangga, jambu, dan jeruk, hingga tanaman hias dan bunga yang menyegarkan. Para calon PPPK membawa bibit dari rumah masing-masing, sebagai bentuk partisipasi personal dan emosional dalam kegiatan ini. Beberapa bahkan menamai pohon yang mereka tanam, menandakan keterikatan dan rasa tanggung jawab untuk merawatnya hingga besar.
Tak sekadar penghijauan fisik, kegiatan ini menjadi bagian dari implementasi nilai ekoteologi sebuah pendekatan yang mengintegrasikan ajaran agama dan pelestarian alam. Program Astra Protas sendiri mengarahkan para PPPK untuk menanam pohon di tiga lokasi penting: tempat kerja, rumah ibadah, dan lahan wakaf, menjadikan lingkungan sebagai ruang dakwah ekologis yang hidup.
Lebih dari sekadar penanaman, kegiatan ini menghadirkan suasana teduh secara harfiah dan batiniah. Rasa haru, syukur, dan semangat baru tampak menyatu dalam aksi yang sederhana namun bermakna ini. Seorang peserta bahkan menyampaikan, “Pohon ini mungkin tumbuh perlahan, tapi ia akan jadi saksi perjalanan kami sebagai abdi negara yang tidak hanya cerdas, tapi juga cinta lingkungan.”
Dengan semangat “menanam hari ini untuk kehidupan esok yang lebih hijau”, MTs Negeri 2 Tegal membuktikan bahwa pendidikan karakter, spiritualitas, dan kepedulian ekologis bisa tumbuh berdampingan. Harapannya, langkah kecil ini menjadi awal dari perubahan besar—dimulai dari madrasah, untuk Indonesia yang lebih lestari.