Slawi (Humas) – Dalam upaya mendukung percepatan reformasi birokrasi, Kementerian Agama Kabupaten Tegal mengadakan Sosialisasi Zona Integritas (ZI) pada Jumat (29/11/2024), bertempat di aula PLHUT. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-53 KORPRI dan dihadiri oleh Kasubbag TU, Para Kasi & Gara Zawa, Pengawas Sekolah PAIS & Madrasah, JFT & Pelaksana Kantor Kementerian Agama Kab. Tegal, serta Penghulu Pada KUA Kec. Slawi Adiwerna, Dukuhwaru, Lebaksiu dan Pangkah.
Acara dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tegal, H.M. Aqsho, yang menyampaikan pentingnya penerapan Zona Integritas dalam rangka mendukung reformasi birokrasi yang menjadi salah satu prioritas pemerintah.
Dalam sambutannya, H.M. Aqsho menegaskan bahwa pembangunan Zona Integritas merupakan langkah konkret untuk menciptakan lingkungan kerja yang bersih, transparan, dan akuntabel.
“Zona Integritas adalah fondasi utama dalam membangun birokrasi yang bebas dari korupsi dan mampu memberikan pelayanan publik yang berkualitas. Dengan komitmen bersama, kita dapat mewujudkan target-target reformasi birokrasi secara nyata,” ujar H.M. Aqsho.
Dalam sesi paparan, H.M. Aqsho menjelaskan secara mendalam mengenai tujuan dari program Zona Integritas. Ia menyebutkan bahwa Zona Integritas dirancang untuk mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Target ini dicapai melalui penerapan prinsip-prinsip pelayanan publik yang efektif, efisien, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
“Lingkungan kerja yang bersih bukan hanya bebas dari korupsi, tetapi juga ditandai dengan adanya budaya kerja yang inovatif, pelayanan yang cepat, serta pengelolaan sumber daya yang akuntabel,” tambahnya.
Untuk mencapai hal tersebut, beberapa strategi implementasi Zona Integritas disampaikan, meliputi peningkatan kapasitas sumber daya manusia, penguatan sistem pengendalian internal, pengembangan teknologi informasi, dan peningkatan partisipasi masyarakat.
H.M. Aqsho menutup sosialisasi dengan harapan agar Zona Integritas tidak hanya menjadi formalitas, tetapi benar-benar menjadi budaya kerja yang melekat di setiap pegawai. Ia juga menekankan pentingnya evaluasi berkala untuk memastikan program berjalan sesuai target.
“Mari kita jadikan Zona Integritas sebagai langkah awal menuju pelayanan yang prima dan birokrasi yang bersih. Kepercayaan masyarakat adalah aset terbesar yang harus kita jaga,” pungkas H.M. Aqsho.