Slarang Kidul – Siswa kelas 5.2 MIN 1 Tegal melaksanakan kegiatan praktik sederhana pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) untuk memahami cara kerja paru-paru. Kegiatan yang penuh antusiasme ini dilaksanakan di ruang kelas pada Selasa (14/1), di bawah bimbingan langsung guru IPAS, Ibu Hj. Nafisah, S.Pd.I.
Dalam praktik ini, siswa menggunakan alat peraga sederhana yang dibuat dari bahan-bahan bekas seperti botol plastik, balon, sedotan, dan plastik. Model paru-paru ini membantu siswa memahami proses pernapasan, di mana balon berfungsi sebagai paru-paru, sedotan sebagai saluran udara, dan plastik yang diikat pada dasar botol menggambarkan diafragma.
“Saat plastik di bagian bawah botol ditarik ke bawah, balon mengembang, menunjukkan proses udara masuk ke paru-paru. Sebaliknya, ketika plastik ditekan, balon kempis seperti udara yang keluar dari paru-paru. Dengan cara ini, siswa dapat memahami proses inhalasi dan ekshalasi secara sederhana,” ujar Ibu Hj. Nafisah menjelaskan.
Antusiasme siswa terlihat jelas selama praktik berlangsung. Salah satu siswa, Fatin Fajar, menyampaikan kesannya terhadap pembelajaran ini. “Saya sangat senang, karena belajar jadi lebih mudah. Sekarang saya mengerti bagaimana udara masuk dan keluar dari paru-paru kita,” katanya dengan penuh semangat.
Kepala Sekolah MIN 1 Tegal, Bapak H. Sekhudin, S.Pd.SD., M.Pd.I., turut memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini. “Pembelajaran berbasis praktik seperti ini sangat penting untuk membantu siswa memahami konsep ilmiah. Mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga melihat aplikasinya secara nyata, sehingga pemahaman mereka menjadi lebih mendalam,” ujarnya.
Praktik ini merupakan bagian dari penerapan metode pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) yang sedang diterapkan di MIN 1 Tegal. Tujuannya adalah menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif, dan menyenangkan bagi siswa.
Dengan pendekatan inovatif ini, MIN 1 Tegal berharap siswa tidak hanya memperoleh ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Kegiatan serupa diharapkan dapat terus dilakukan untuk mendukung pembelajaran yang lebih bermakna bagi siswa.