Slawi — Suasana berbeda terasa di PLHUT Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tegal pada Selasa pagi (09/04/2025). Bukan hanya karena momen halal bihalal yang menyatukan para pegawai setelah Idulfitri, tetapi juga karena semangat luar biasa yang ditularkan oleh Hj. Alfiyah, M.Pd., Kepala MTs Negeri 2 Tegal. Beliau hadir tidak sekadar sebagai undangan, tetapi sebagai sosok yang membawa aura positif dan semangat kebersamaan yang begitu terasa.
Acara yang dimulai pukul 07.30 WIB itu dihadiri oleh berbagai unsur penting di lingkungan Kemenag, mulai dari Kepala Kasubag TU, para Kepala Seksi, Kepala Madrasah Negeri se-Kabupaten Tegal, hingga para pejabat fungsional dan PPNPN. Namun yang menarik, suasana formal justru terasa cair dan penuh kehangatan, seolah semua hadirin tengah bersua dalam reuni keluarga besar.
Dalam sambutannya yang penuh semangat, Hj. Alfiyah menekankan bahwa kegiatan semacam ini lebih dari sekadar seremonial. “Ini bukan hanya halal bihalal biasa. Ini forum kebersamaan, tempat kita menyatukan energi untuk membangun pelayanan yang lebih manusiawi, lebih bermakna,” ungkapnya dengan senyum yang khas dan gaya bicara yang membumi.
Menariknya, meski agenda utama adalah pembinaan pegawai dan halal bihalal, suasana terasa seperti ruang healing bersama. Banyak pegawai yang tampak saling melempar tawa, bercerita, bahkan ada yang mengabadikan momen dengan swafoto bersama, membuktikan bahwa birokrasi pun bisa hangat dan bersahabat.
Di balik canda dan kebersamaan, terselip pesan serius dari Hj. Alfiyah tentang pentingnya memperkuat komunikasi antarunit kerja. Ia menyebut bahwa tantangan zaman menuntut kolaborasi yang luwes, bukan kompetisi yang kaku. “Kita semua adalah satu sistem. Jika satu bagian melemah, dampaknya bisa ke seluruh pelayanan kita,” ujarnya sambil mencontohkan pentingnya sinergi antara madrasah dan KUA.
Tak hanya berbicara, Kepala MTsN 2 Tegal itu juga menjadi contoh nyata dengan aktif berinteraksi, bertukar ide, dan memberi apresiasi kepada rekan-rekannya. Sikap terbuka inilah yang menurut beberapa peserta, menjadi “angin segar” dalam lingkungan kerja yang seringkali terjebak rutinitas.
Di akhir kegiatan, semangat yang terpancar bukan hanya karena ucapan “mohon maaf lahir batin”, tetapi karena adanya rasa memiliki satu sama lain dalam menjalankan tugas negara. Dan di antara semua senyuman pagi itu, Hj. Alfiyah berdiri sebagai simbol semangat baru: bahwa birokrasi bisa humanis, dan kerja bisa dibangun dengan cinta serta kolaborasi.