Slawi — Halaman parkir belakang Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tegal berubah menjadi lautan biru KORPRI pada Kamis pagi (17/4), saat seluruh jajaran mengikuti Apel Bendera dan Doa Kebangsaan. Namun lebih dari sekadar seremonial, apel kali ini membawa pesan lingkungan yang kuat dan inspiratif: Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa dalam rangka memperingati Hari Bumi pada 22 April 2025.
Dalam amanatnya sebagai pembina apel, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Tegal, H. M. Aqsho, menekankan pentingnya kepedulian ASN terhadap isu lingkungan. Ia menyuarakan ajakan kuat kepada seluruh unsur madrasah, penyuluh, dan pegawai untuk berpartisipasi aktif dalam gerakan penghijauan nasional ini.

“Penanaman satu pohon hari ini adalah investasi bagi kehidupan generasi esok. Kita tidak hanya mengajar akhlak mulia, tapi juga menanamkan cinta bumi secara nyata,” ujar H. M. Aqsho dengan penuh semangat di hadapan peserta apel.
Gerakan ini menjadi bagian dari komitmen Kementerian Agama RI dalam mendukung keberlanjutan lingkungan hidup. Pemilihan pohon matoa sebagai ikon gerakan pun bukan tanpa alasan. Selain bernilai ekologis, matoa yang berasal dari tanah Papua juga melambangkan keberagaman dan kekayaan hayati Nusantara.

Apel yang dihadiri oleh Kasubbag TU, para Kasi, Gara Zawa, pengawas madrasah dan PAIS, serta seluruh pelaksana kantor, berlangsung khidmat dan sarat semangat kolaboratif. Suasana semakin kuat saat doa kebangsaan dilantunkan, memohon keselamatan dan kemajuan negeri di tengah upaya menjaga bumi pertiwi.
Kegiatan ini diharapkan bukan hanya menjadi simbolis, tetapi menjadi gerakan masif yang menyentuh hingga akar rumput satuan pendidikan di bawah naungan Kemenag Tegal. Kepala madrasah dan penyuluh agama diimbau untuk menggerakkan siswa dan masyarakat dalam kegiatan tanam pohon matoa serentak di lingkungan masing-masing.

“Bumi bukan warisan nenek moyang, tapi titipan anak cucu. Maka sudah selayaknya kita rawat bersama, mulai dari langkah kecil seperti menanam pohon,” tutup M. Aqsho sebelum menurunkan apel.
Dengan semangat bumi, apel ini menjadi awal dari langkah hijau yang penuh makna—mengubah pesan menjadi tindakan, dan tindakan menjadi harapan untuk masa depan yang lebih lestari.