Bojong – Suasana kelas IX A MTs N 4 Tegal melakukan praktikum elektromagnetik, sebuah percobaan sains yang menjelaskan prinsip magnet buatan dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan antusias, mereka mengalirkan arus listrik pada kumparan kawat yang dililitkan pada batang besi, mengamati bagaimana medan magnet terbentuk dan menarik benda-benda logam di sekitarnya. Percobaan ini merupakan bagian dari pembelajaran IPA yang dirancang untuk memperdalam pemahaman siswa tentang teori elektromagnetik yang telah diajarkan sebelumnya.
Ibu Rifka Nisaul Maulidah, S.Pd, guru IPA kelas IX, menjelaskan bahwa percobaan ini mengikuti prinsip-prinsip dasar elektromagnetik. “Arus listrik yang mengalir pada kumparan kawat akan membentuk medan magnet. Semakin banyak lilitan kawat, semakin kuat gaya magnet yang dihasilkan. Selain itu, medan magnet ini dapat menarik benda-benda logam, seperti paku atau klip kertas,” ujarnya. Para siswa juga diajak untuk mempraktikkan cara membuat magnet dengan melilitkan kawat tembaga pada paku dan menghubungkannya dengan baterai, serta mengamati serbuk besi yang tersebar di atas rangkaian kawat berarus listrik.
Setiap siswa terlihat sangat tertarik dan bersemangat mengikuti praktikum ini. Dengan bimbingan Ibu Rifka, mereka berhasil melakukan eksperimen dengan baik. Salah satu siswa, mengungkapkan kegembiraannya, “Praktikum ini seru sekali! Kami bisa langsung melihat bagaimana teori yang diajarkan di kelas benar-benar bekerja. Ini membuat saya lebih paham tentang elektromagnetik.” Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa, tetapi juga menumbuhkan minat mereka terhadap ilmu sains.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik, Bapak Tasrip, S.Pd., MM, menyatakan bahwa pembelajaran teori sebaiknya diimbangi dengan praktikum agar siswa dapat menguasai materi secara maksimal. “Praktikum seperti ini sangat penting untuk membantu siswa memahami konsep-konsep sains yang abstrak. Dengan melihat langsung bagaimana teori bekerja, mereka akan lebih mudah menyerap dan mengingat materi,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya metode pembelajaran yang inovatif dan kreatif untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Praktikum elektromagnetik ini juga menjadi bukti bahwa pembelajaran sains tidak harus monoton. Dengan menggunakan alat-alat sederhana seperti kawat tembaga, baterai, dan serbuk besi, siswa dapat menjelajahi dunia sains secara langsung. Ibu Rifka menambahkan, “Kami berusaha menciptakan pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan. Tujuannya adalah agar siswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.”
Dengan terselenggaranya praktikum ini, diharapkan siswa kelas IX A tidak hanya menguasai materi elektromagnetik, tetapi juga terinspirasi untuk terus mengeksplorasi ilmu sains. Kegiatan ini menjadi contoh nyata bagaimana pembelajaran yang kreatif dan inovatif dapat menciptakan generasi muda yang cerdas, kritis, dan siap menghadapi tantangan masa depan.