Bojong – Pondok Pesantren Attauhidiyah Syeikh Armia bin Kurdi Cikura Bojong sukses menyelenggarakan Ujian Akhir Pendidikan Diniyah Formal (PDF) Berstandar Nasional yang digelar selama tiga hari, mulai Jumat, 31 Januari hingga Minggu, 2 Februari 2025. Ujian ini diikuti oleh 173 santri tingkat Wustha dengan menggunakan sistem Computer-Based Test (CBT), menandai terobosan baru dalam pelaksanaan ujian berbasis digital di lingkungan pesantren.
Ujian yang berlangsung setiap hari pukul 08.00 hingga 11.45 WIB ini menguji lima mata pelajaran utama, yaitu Fiqih, Tauhid, Akhlak, Nahwu Shorof, dan Tarikh. Para santri mengerjakan soal ujian menggunakan perangkat laptop dan handroid, yang tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga memastikan keakuratan dalam proses penilaian.
Keunikan pelaksanaan ujian ini menarik perhatian berbagai pihak, termasuk Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tegal, H. M. Aqsho, serta Kepala Seksi PD Pontren, H. A. Syaifuddin Zuhri, yang turun langsung memantau jalannya ujian pada Sabtu(1/2). Kehadiran mereka menjadi bentuk dukungan nyata terhadap upaya peningkatan kualitas pendidikan diniyah formal di Kabupaten Tegal.
Ust. Abdul Khayi, penanggungjawab PDF jenjang Wustha Ponpes Attauhidiyah, menyatakan bahwa penggunaan sistem CBT merupakan langkah progresif dalam dunia pendidikan pesantren. “Ini adalah upaya kami untuk memberikan pengalaman baru bagi santri dalam menghadapi ujian, sekaligus memastikan objektivitas dalam penilaian. Kami berharap para santri dapat meraih hasil terbaik dan ilmu yang mereka peroleh dapat bermanfaat bagi kehidupan mereka,” ujarnya.
Meski sebagian santri masih perlu beradaptasi dengan sistem ujian berbasis digital, antusiasme dan keseriusan mereka terlihat jelas. Salah satu peserta ujian, Abdul Haq Arridho, mengungkapkan bahwa meski awalnya merasa gugup, sistem CBT justru dirasakan lebih praktis dan efisien. “Tidak perlu khawatir dengan tulisan tangan yang kurang rapi, dan hasil ujian bisa langsung diketahui,” tuturnya.
Pelaksanaan ujian ini tidak hanya menjadi momen penting bagi para santri, tetapi juga menjadi bukti komitmen Ponpes Attauhidiyah dalam mengintegrasikan teknologi modern ke dalam sistem pendidikan tradisional. Diharapkan, lulusan pesantren ini dapat menjadi generasi yang berilmu, berakhlak mulia, dan siap mengamalkan ilmu agama di tengah masyarakat.(tohani)