(Humas) Slawi-Pada saat memasuki usia yang tidak muda lagi atau lansia, hal yang sangat penting adalah mempersiapkan bekal menuju kehidupan setelah kehidupan di dunia salah satunya yaitu belajar Al-Qur’an, belajar baca tulis Al-Qur’an dan memahami makna yang terkandung dalam Al-Qur’an.
Ada sebuah ungkapan belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu, sedangkan belajar di usia tua bagai mengukir di atas air. Namun ungkapan ini tidak berlaku bagi lansia sebab ada ungkapan lain “lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali.
Demikian dikatakan Wafiyatun selaku penyuluh agama Islam yang mendampingi 2 jamaahnya menyelesaikan hafalan Al Qur’an juz 30, di RTQ (Rumah tahfidz qur’an) Raudlatul muta’alimin Lemahduwur Adiwerna, Sabtu (24/8/2024).
Wafiyatun bersama 2 orang jama’ah nya, ibu Hj. Lumaesih (63 tahun), dan ibu Hj. Ika Latifa (51 tahun) mengikuti khataman Alqur’an binnadzor Bersama seorang nenek yang cucunya juga ikut mengaji di RTQ yang sama-sama telah mengikuti ujian tahfidz 1 juz (juz 30).
Pada kesempatan malam itu, Wafiyatun menyampaikan bahwa ada 5 prinsip untuk diterapkan saat belajar Al-Qur’an di usia tua.
“Antara lai, pertama; dengan berbekal niat yang kuat, kedua; segeralah belajar jangan menunda, ketiga; bersungguh-sungguh dan istiqomah dalam belajar, keempat; Terus menerus dan kelima; bertemanlah dengan orang yang sama-sama ingin belajar, Sebaik baik kalian adalah orang yang belajar Alqur’an dan mengajarkannya” jelas Wafiyatun di depan jamaah lainnya yang berjumlah 15 orang.
Mereka yang membaca Al-Qur’an meskipun terbata-bata diganjar 2 kali. Yaitu pahala karena bacaannya, kedua karena kesungguhannya mempelajari Al-Qur’an berkali-kali.
“Maka jangan pernah meninggalkan Al-Qur’an dan jangan pernah menunda untuk belajar Al-Qur’an,” pungkas Wafiyatun. (bagus)