Lebaksiu – Suasana haru menyelimuti Haflah Akhirussanah IBS MTsN 1 Tegal pada Minggu (1/6), ketika para santriwati tampil memukau dalam sebuah pementasan drama religi yang sarat makna. Dengan balutan naskah yang diangkat dari kisah nyata kasih sayang Rasulullah terhadap anak yatim, drama ini berhasil menyentuh hati para penonton dan menjadi penampilan yang berkesan dalam acara tersebut.
Drama yang diperankan oleh para santriwati ini menampilkan kisah seorang anak bernama Faruq, yang menjadi yatim setelah ayahnya gugur sebagai syahid di medan jihad bersama Rasulullah. Sang ayah pergi berperang di jalan Allah, meninggalkan keluarga demi berjuang dengan Rasulullah. Sejak saat itu, kehidupan Faruq berubah drastis.
Di lingkungan sekitar, Faruq sering dikucilkan oleh anak-anak lain karena statusnya sebagai yatim. Ia merasa kesepian, hingga hari Idul Fitri tiba, Faruq hanya bisa melihat dari kejauhan anak-anak lain memakai baju baru dan merayakan kebahagiaan bersama keluarga mereka, sementara dirinya tetap dalam kesendirian dan kesedihan.
Namun titik balik kisah ini hadir dalam momen yang sangat menyentuh. Saat Faruq duduk termenung di pinggir jalan, seorang laki-laki penuh wibawa datang menghampirinya dan bertanya kenapa ia bersedih. Faruq, yang tidak mengenali Rasulullah, menjawab dengan polos tentang nasib hidupnya. Dengan penuh kasih, Rasulullah memeluknya dan berkata bahwa ia kini memiliki ayah baru, yaitu beliau sendiri. “Aku adalah ayahmu, dan Fatimah adalah saudara perempuanmu,” ucap Rasulullah dalam adegan yang membuat banyak hadirin menahan haru.
Rasulullah lalu membawa Faruq ke rumahnya dan mengenalkannya kepada Fatimah, yang dengan tulus menerima Faruq sebagai saudara. Sejak saat itu, Faruq menemukan kembali arti keluarga, cinta, dan kebahagiaan. Ia tidak lagi merasa sendirian. Ia disayangi dan diperhatikan, sebuah penggambaran indah dari sabda Rasulullah: “Aku dan pengasuh anak yatim akan berada di surga seperti dua jari ini (sambil merapatkan jari telunjuk dan jari tengah).”
Kisah ini tak hanya menghibur, tetapi juga mengandung pesan moral yang kuat, tentang empati kepada anak yatim dan suri teladan akhlak Rasulullah yang agung.
Penampilan drama ini membuktikan bahwa santri mampu menyalurkan nilai-nilai Islam melalui seni pertunjukan yang menyentuh jiwa. Haflah Akhirussanah tahun ini tidak hanya menjadi ajang perayaan dan perpisahan, tetapi sebagai wadah kreatifitas untuk menunjukkan nilai kemanusiaan, keimanan, dan cinta kasih melalui karya-karya kreatif para santri.