Dukuhwaru – Yayasan Cerebral Palsy Trengginas (YCPT) Kabupaten Tegal menggelar penutupan pengajian rutin jelang Ramadan di rumah Baim, Desa Gumayun, Kecamatan Dukuhwaru. Acara yang berlangsung pada Minggu (23/2) ini dihadiri oleh sekitar 55 anggota, terdiri dari anak-anak penyandang cerebral palsy (CP) beserta orang tua mereka.
Pengajian diawali dengan lantunan Asmaul Husna, dilanjutkan dengan bacaan shalawat serta lagu-lagu religi yang dibawakan dengan penuh semangat oleh grup hadroh Gema Nada CP Trengginas. Suasana terasa khidmat dan penuh syukur, mencerminkan semangat luar biasa para peserta dalam menyambut bulan suci Ramadan.
Ketua YCPT Kabupaten Tegal, Novi Wahyu Sri Lestari, menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh peserta yang tetap hadir meskipun cuaca mendung dan rintik hujan. “Kehadiran orang tua dan anak-anak CP dalam acara ini menunjukkan semangat yang luar biasa. Semoga keberkahan Ramadan semakin memperkuat perjuangan kita bersama,” ungkapnya dengan penuh haru.
Turut hadir dalam acara tersebut, Wawan dari Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI) Kabupaten Tegal, yang menyampaikan informasi terbaru terkait layanan fisioterapi bagi anak-anak CP. Ia menegaskan pentingnya terapi rutin dalam meningkatkan kualitas hidup anak-anak penyandang disabilitas. “Kami berharap orang tua bisa memanfaatkan layanan ini demi kemajuan tumbuh kembang anak-anak mereka,” ujarnya.
Muktaromah, Penyuluh Agama Kemenag Kabupaten Tegal, yang juga merupakan pembina komunitas keluarga disabilitas, memimpin tadarus, khatmil Qur’an, dan doa bersama sebelum menyampaikan materi tentang persiapan spiritual dan fisik menjelang Ramadan. Dalam pemaparannya, ia mengutip Kitab Kifayatul Akhyar untuk menjelaskan syarat wajib puasa, rukun puasa, serta keringanan bagi mereka yang memiliki keterbatasan fisik.
Pada sesi tanya jawab, para orang tua antusias bertanya seputar hukum puasa bagi anak-anak CP. Diskusi berlangsung interaktif, mencerminkan kesungguhan mereka dalam mempersiapkan Ramadan dengan lebih baik. “Kami ingin memastikan anak-anak kami tetap bisa beribadah dengan nyaman sesuai kondisi mereka,” ujar salah satu orang tua peserta.
Acara ini ditutup dengan doa bersama dan harapan agar kegiatan serupa dapat terus berlanjut setelah Ramadan. “Pengajian ini bukan hanya menjadi sarana spiritual, tetapi juga menjadi wadah silaturahmi dan dukungan moral bagi keluarga penyandang CP,” pungkas Muktaromah.
Melalui kegiatan ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang peduli terhadap anak-anak berkebutuhan khusus, sehingga mereka mendapatkan perhatian dan fasilitas yang layak untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. Semangat mereka dalam menghadapi Ramadan adalah bukti bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk mendekatkan diri kepada Allah.