Slawi ( KKM-MI ) – Pada Rabu, 9 Oktober 2024, siswa kelas 5 MI Luqman Al Hakim mengikuti pelatihan membuat jamu tradisional dengan tema “Kearifan Lokal” yang diselenggarakan dalam rangka P5P2RA. Kegiatan ini merupakan puncak dari rangkaian program yang telah direncanakan sejak Agustus, dengan tujuan agar para siswa terampil dalam membuat jamu tradisional serta memahami manfaat kesehatan yang terkandung di dalamnya.
Dalam pelatihan ini, Ibu Sri Lestari, seorang ahli jamu tradisional dan penjual jamu dari rumahnya, diundang sebagai narasumber. Beliau menjelaskan sejarah panjang jamu sebagai warisan budaya Indonesia, jenis-jenis jamu, manfaat kesehatannya, serta pengenalan berbagai tanaman obat keluarga (Toga). Salah satu jamu yang dipelajari adalah Beras Kencur, yang dikenal memiliki manfaat untuk meningkatkan stamina dan meredakan pegal-pegal.
Tak hanya teori, para siswa juga langsung berlatih membuat jamu tradisional. Di bawah bimbingan Ustadzah Indah Kurniawati, S.Pd., yang menjadi penanggung jawab program, mereka diajari cara meracik bahan-bahan alami seperti beras, kencur, dan gula merah. Para siswa terlihat antusias saat mengikuti setiap tahap pembuatan jamu, dari menggiling bahan hingga mencicipi hasil racikan mereka sendiri.
Selain praktek membuat jamu, siswa juga diajarkan membuat poster edukatif tentang jamu tradisional sebagai bagian dari kegiatan kreatif untuk mempromosikan kearifan lokal di kalangan mereka. Ustadzah Indah menjelaskan bahwa tujuan dari pelatihan ini adalah untuk menanamkan cinta pada kearifan lokal sejak dini, agar generasi muda lebih menghargai dan melestarikan warisan budaya mereka.
“Kegiatan ini diharapkan bisa menumbuhkan kesadaran siswa akan pentingnya menjaga kearifan lokal, sekaligus memberi mereka keterampilan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Ustadzah Indah.
Pelatihan ini mendapat sambutan positif dari para siswa yang tidak hanya senang mempelajari cara membuat jamu, tetapi juga merasa bangga bisa terlibat dalam pelestarian warisan budaya daerah mereka. Semoga kegiatan serupa dapat terus dilakukan untuk memperkuat rasa cinta terhadap tradisi lokal di kalangan generasi muda.
Kontributor : Muhdi, Editor : Hasan Basri