Babakan – Bulan Ramadan menjadi momen penuh keberkahan bagi para guru di MTsN 1 Tegal untuk semakin memperdalam wawasan keislaman melalui kajian kitab kuning. Kegiatan yang dilaksanakan setiap hari setelah salat Zuhur berjamaah ini diikuti oleh seluruh guru dan pegawai madrasah. Bertempat di indoor madrasah, kajian kitab kuning menjadi salah satu program unggulan dalam mengisi bulan suci dengan ilmu dan keberkahan.
Kajian kitab ini mengusung tema yang berbeda setiap harinya, dipaparkan oleh para guru yang telah terjadwal oleh bidang keagamaan. Dengan sistem bergilir, setiap pemateri menyampaikan isi kitab kuning secara mendalam, membedah makna serta relevansi ajaran yang terkandung di dalamnya. Tradisi ini tidak hanya menjadi ajang pembelajaran bagi guru, tetapi juga menjadi sarana memperkuat karakter dan wawasan keislaman yang dapat diaplikasikan dalam pembelajaran di kelas.
Kepala MTsN 1 Tegal, H. Ahmad Zahid, memberikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan ini. Menurutnya, kajian kitab kuning bukan hanya sekadar rutinitas Ramadan, tetapi juga bagian dari upaya madrasah dalam menjaga nilai-nilai keislaman yang sudah menjadi identitasnya.
“Kajian kitab kuning ini menjadi bagian penting dalam meningkatkan pemahaman agama bagi para pendidik di MTsN 1 Tegal. Dengan memperdalam ilmu agama, guru dapat lebih siap dalam memberikan pemahaman keislaman yang lebih mendalam kepada peserta didik. Ini adalah bentuk nyata dari semangat mencerdaskan kehidupan bangsa dengan landasan ilmu agama yang kuat,” ujarnya.
Selain sebagai wadah peningkatan kompetensi keagamaan, kegiatan ini juga bertujuan untuk melestarikan tradisi pesantren. Sebagaimana diketahui, MTsN 1 Tegal berada di lingkungan Pondok Pesantren Babakan, yang memiliki tradisi kuat dalam pengkajian kitab kuning. Oleh karena itu, kajian ini menjadi upaya nyata dalam menjaga warisan keilmuan pesantren di lingkungan madrasah.
Pemateri pada salah satu sesi kajian, Ust. Sumantri, menyampaikan bahwa pembelajaran kitab kuning ini tidak hanya memberikan wawasan keagamaan, tetapi juga membentuk karakter para guru agar semakin bijak dalam menyampaikan ilmu kepada siswa.
“Tradisi ini melatih kita untuk memahami kitab kuning secara lebih mendalam. Tidak hanya sekadar membaca, tetapi juga mengkaji makna dan relevansi ajaran yang terkandung di dalamnya. Harapannya, ilmu yang diperoleh bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi bekal dalam mendidik siswa,” ungkapnya.
Kajian kitab kuning selama bulan Ramadan ini dikenal dengan istilah “pasaran” di kalangan pesantren. Kegiatan ini menjadi bagian dari rutinitas tahunan yang tidak hanya memperkaya ilmu, tetapi juga menjadi sarana untuk ngalap berkah atau mencari keberkahan di bulan yang suci. Antusiasme para guru dalam mengikuti kajian ini terlihat dari semangat mereka dalam menyimak dan berdiskusi dengan menanyakan mengenai materi yang disampaikan.
Dengan adanya kajian ini, diharapkan semangat keilmuan semakin tumbuh di kalangan pendidik di MTsN 1 Tegal. Selain itu, para guru dapat lebih siap dalam memberikan pembelajaran agama yang lebih mendalam kepada para siswa, sehingga nilai-nilai Islam semakin tertanam dalam kehidupan sehari-hari.