Bojong — Suasana pagi yang cerah di halaman MTs Negeri 4 Tegal menjadi saksi pelaksanaan Upacara Hari Lahir Pancasila yang berlangsung dengan penuh khidmat dan semangat kebangsaan, Senin (2/6). Seluruh civitas akademika, mulai dari guru, tenaga kependidikan, hingga peserta didik, mengikuti upacara dengan tertib, mengenakan seragam rapi, dan wajah-wajah serius yang mencerminkan kesadaran akan pentingnya hari bersejarah ini.
Bertindak sebagai pembina upacara adalah Bapak Teddy Haryono, Wakil Kepala Madrasah bidang Kesiswaan, yang mewakili Kepala Madrasah Bapak Sustanto Dalam amanatnya, beliau menyampaikan sejarah singkat Hari Lahir Pancasila, yang merujuk pada sidang pertama BPUPKI pada 29 Mei 1945, di mana pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno pertama kali menyampaikan konsep dasar negara yang kemudian dikenal sebagai Pancasila.
Beliau juga mengutip Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016, yang menetapkan tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila sekaligus sebagai hari libur nasional. “Momen ini bukan sekadar upacara seremonial, tetapi pengingat bahwa Pancasila adalah fondasi kokoh yang telah mempersatukan bangsa ini dari Sabang sampai Merauke,” ujar beliau dengan nada tegas dan penuh semangat.
Lebih dari sekadar mengenang sejarah, amanat tersebut juga mengajak seluruh peserta didik untuk menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. “Di tengah arus globalisasi dan tantangan zaman, semangat gotong royong, keadilan sosial, dan persatuan menjadi benteng yang harus terus kita jaga. Jangan sampai ideologi Pancasila hanya menjadi hafalan tanpa makna,” tambahnya.
Yang menarik, usai upacara, para siswa diajak berdiskusi singkat secara klasikal tentang makna lima sila Pancasila dan bagaimana penerapannya di lingkungan sekolah. Diskusi tersebut berlangsung santai namun penuh makna, menunjukkan bahwa nilai kebangsaan bisa diajarkan secara menyenangkan dan dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Peringatan Hari Lahir Pancasila di MTs Negeri 4 Tegal juga menjadi momentum memperkuat identitas dan karakter pelajar sebagai generasi penerus bangsa. Dengan menanamkan nilai Pancasila sejak dini, madrasah berharap siswa mampu tumbuh sebagai pribadi yang toleran, berintegritas, dan mencintai tanah air tanpa syarat.
“Pancasila bukan hanya milik masa lalu. Ia adalah panduan masa kini dan masa depan. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaganya tetap hidup di dalam hati dan tindakan kita,” tutup Bapak Teddy dalam pesan penutupnya.
Upacara sederhana namun sarat makna ini diharapkan dapat menjadi tradisi tahunan yang tidak hanya memperingati sejarah, tetapi juga menyalakan kembali api semangat kebangsaan di tengah generasi muda yang tumbuh di era digital.