Slawi — Dalam suasana penuh berkah Hari Raya Iduladha 1446 H, MAN 1 Tegal kembali menggelar kegiatan penyembelihan hewan kurban pada Sabtu (7/6) di Desa Kesuben. Kegiatan ini sudah menjadi tradisi rutin tahunan yang bukan hanya sarana ibadah, tetapi juga wahana edukasi untuk menanamkan nilai keagamaan, kepedulian sosial, dan penguatan karakter peserta didik.
Plt. Kepala MAN 1 Tegal, Tholchah Kais, menyampaikan rasa syukur atas terkumpulnya 1 ekor sapi dan 3 ekor kambing yang berasal dari partisipasi guru, tenaga kependidikan, siswa, dan wali murid. “Alhamdulillah, empat hewan kurban ini merupakan hasil gotong royong seluruh warga madrasah. Penyembelihan kami lakukan di halaman belakang madrasah dengan melibatkan panitia dari guru dan siswa organisasi kesiswaan,” jelasnya.
Pembina Ekstra Keagamaan, Ahmad Kafi, menegaskan bahwa kegiatan kurban ini lebih dari sekadar ritual keagamaan. “Ini adalah sarana edukasi bagi siswa untuk memahami makna kurban yang sesungguhnya—berbagi, berkorban, dan hidup dalam kebersamaan,” ujarnya penuh semangat.
Menurut Ahmad, nilai-nilai keteladanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail menjadi inti pembelajaran yang ingin ditanamkan melalui kurban. “Kami berharap siswa tidak hanya paham secara teori, tapi juga bisa merasakan semangat tolong-menolong dan kebersamaan dalam membantu sesama,” tambahnya.
Setelah penyembelihan, daging kurban dibagikan secara tertib kepada siswa, warga sekitar, dan pihak-pihak yang membutuhkan. Sistem kupon yang dibagikan sebelumnya membuat proses distribusi berjalan lancar dan adil, memastikan setiap penerima mendapat bagian sesuai haknya.
Salah satu siswa yang terlibat, Annisa Afiyatuzzahro (X.15), mengaku sangat senang bisa ambil bagian dalam kegiatan ini. “Senang sekali bisa ikut dalam kegiatan kurban, apalagi kami turut andil dalam pembagian daging kepada warga sekitar. Rasanya bahagia bisa berbagi dengan sesama,” ujarnya dengan wajah ceria.
Kegiatan kurban di MAN 1 Tegal ini bukan hanya momentum spiritual, tetapi juga momen mempererat hubungan antara madrasah dan masyarakat sekitar. Semangat gotong royong dan kepedulian sosial menjadi benih penting yang terus ditanam di lingkungan pendidikan, menumbuhkan karakter siswa yang tidak hanya cerdas, tetapi juga peduli dan bertanggung jawab.
Dengan tradisi yang terus berlanjut, MAN 1 Tegal berharap generasi muda dapat mengambil pelajaran berharga tentang makna berkurban dan berbagi, yang kelak akan menjadi bekal dalam kehidupan sosial dan keagamaan mereka di masa depan. (nuris)