Slawi – Semangat inovasi dan riset tampaknya bukan lagi milik universitas atau lembaga penelitian saja. Siswa-siswi MAN 1 Tegal membuktikan bahwa madrasah pun mampu unjuk gigi di panggung inovasi tingkat daerah. Tak tanggung-tanggung, lima tim riset dari madrasah ini dinyatakan lolos ke tahap wawancara ajang Kreativitas dan Inovasi Masyarakat (Krenova) Kabupaten Tegal 2025 yang digelar oleh Bappeda Kabupaten Tegal.Rabu (14/5)
Plt. Kepala MAN 1 Tegal, M. Tolchah Kais, menyampaikan rasa syukur sekaligus bangga atas capaian ini. “Krenova merupakan ajang strategis untuk menyalurkan ide-ide kreatif dan aplikatif generasi muda. Lolosnya lima tim sekaligus membuktikan bahwa siswa madrasah memiliki potensi besar di bidang riset dan inovasi,” tuturnya.
Kelima tim ini berhasil memikat dewan juri dengan gagasan orisinal di berbagai bidang, mulai dari teknologi terapan, pendidikan, lingkungan hingga kesehatan. Proposal mereka dinilai bukan hanya inovatif, tapi juga bermanfaat langsung bagi masyarakat. Tak heran jika kelimanya melaju mulus melewati seleksi administrasi dan proposal.
Pembina ekstrakurikuler riset, Zulzil Putriana, menjelaskan bahwa capaian ini adalah buah dari konsistensi dan kerja keras para siswa. “Kami melakukan pembinaan sejak awal tahun pelajaran. Anak-anak dibimbing dari mulai mencari masalah di lingkungan sekitar, menyusun ide, membuat prototipe, hingga menuliskannya dalam proposal ilmiah. Lolosnya kelima tim adalah bukti bahwa riset di madrasah bukan hal mustahil,” ungkapnya penuh haru.
Salah satu pembina tim, Teguh Setiawan, menambahkan bahwa tahap berikutnya adalah wawancara dan presentasi langsung di kantor Bappeda Kabupaten Tegal pada akhir Mei mendatang. “Tim akan berhadapan langsung dengan dewan juri dari kalangan akademisi, praktisi, hingga pejabat daerah. Di sinilah kekuatan komunikasi dan kepercayaan diri mereka diuji,” jelasnya.
Ide-ide para siswa MAN 1 Tegal terbilang berani dan solutif, seperti prototipe pengolahan limbah rumah tangga, aplikasi edukasi berbasis gamifikasi untuk pelajar madrasah, dan produk herbal inovatif dari tanaman lokal. Tak hanya inovatif, seluruh karya mereka mengusung nilai keberlanjutan dan kemanfaatan sosial.
Dengan capaian ini, MAN 1 Tegal sekali lagi mengukuhkan diri sebagai madrasah unggulan yang tak hanya religius, tapi juga visioner dan progresif. Budaya riset yang mulai tumbuh di kalangan siswa menjadi modal besar bagi madrasah untuk berkontribusi nyata dalam pembangunan daerah.
“Semoga ini bukan sekadar kompetisi, tapi menjadi gerbang awal anak-anak kami menjadi pemikir dan pencipta solusi masa depan,” pungkas M. Tolchah Kais.