Slawi (IPARI) – Bertempat di aula lantai 2 Institut Bhakti Negara (IBN) pada hari Rabu, 11 September 2024, Ketua IPARI Kab. Tegal Hj. Faiqoh, S.Ag, M.H menyampaiakan materi Penguatan Moderasi Beragama berbasis Mahasiswa di depan mahasiswa baru yang sedang mengikuti Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK).
Faiqoh menyampaikan bahwa mahasiswa atau generasi muda yang akrab dengan dunia digital dan media social itu rentan terpengaruh bahkan terpapar radikalisme. Dunia digital telah menembus ruang-ruang privasi umat beragama.
Berbagai faham agama mulai dari yang paling kanan (ultra konservatif) sampai yang paling kiri (liberal), bahkan sampai yang ekstrem radikal dapat diakses secara borderless oleh siapapun.
Hal ini memungkinkan terjadinya proses transmisi paham keagamaan dari berbagai penjuru dengan bebas, tanpa filter yang di samping membawa manfaat, juga berpotensi merusak paham keagamaan moderat yang selama ini menjadi perekat sosial dalam kehidupan kita berbangsa dan bernegara.
“Untuk itu penting sekali materi penguatan moderasi beragama bagi mahasiswa, sebagai benteng penangkal radikalisme bahkan terorisme,” katanya.
Di kalangan mahasiswa, perkembangan radikalisme sangat dipengaruhi oleh faktor ideologi. Hal ini tentunya bukan tanpa alasan, mahasiswa sebagai ‘agent of change’ memiliki akses kepada berbagai organisasi baik bersifat internal maupun eksternal kampus dalam skala nasional bahkan transnasional.
Organisasi- organisasi tersebut bisa saja berafiliasi kepada suatu kelompok keagamaan yang intoleransi, tidak akomodatif terhadap kebudayaan lokal, menggunakan pendekatan kekerasan dan tidak memiliki komitmen kebangsaan, imbuhnya. (bagus)