Slawi(IPARI) Tim Badan Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Mayarakat (BAKORPAKEM) Kab. Tegal mengadakan sarasehan di Aula Dinas Pendidikan Kab.Tegal. Acara ini dihadiri Penghayat Kepercayaan : Sabto Darmo, Yoga Swastika, Sumber Nyawa, Tri Jaya dan Maneges. Sarasehan ini sekaligus upaya Pembinaan dan pengawasan kepada penganut penghayat kepercayaan guna meningkatkan pemahaman pentingnya toleransi dan saling menghormati terhadap keragaman budaya, agama dan kepercayaan. Program ini meliputi sosialisasi nilai-nilai kebangsaan, memelihara kondusifitas Kab.Tegal yang rukun, damai dan menciptakan harmonisasi sosial di tengah keragaman. Dan perlu difahami bahwa perbedaan dan keragaman adalah sebuah keniscayaan dan merupakan kehendak Tuhan.Kamis, (19/09/2024)
Anggota Bakorpakem meliputi Kejaksaan Negeri, Kesbangpol-Linmas, Kementerian Agama, Polres, Kodim, Dinas Pendidikan Nasional dan Dinas Pariwisata. Sebagai nara sumber kegiatan ini adalah Kepala Kejaksaan Negeri Slawi, Polres Tegal yang diwakili oleh Kasat Intel dan Kementerian Agama yang diwakili oleh Penyuluh IPARI Bidang Moderasi Beragama dan Kerukunan Umat Beragama (H. Maryono,S.Ag, M.H.).
Menurut H.Maryono sebagai nara sumber dari Kemenag Kab.Tegal mengatakan bahwa Bakorpakem memiliki peran aktif dalam upaya memelihara kondusifitas Kab.Tegal yang rukun, aman dan damai, serta nyaman dalam melaksanakan ritual ibadah bagi semua agama dan penghayat kepercayaan melalui kegiatan salah satunya pembinaan dan sosialisasi pentingnya toleransi serta meningkatkan pemahaman masyarakat tentang keberagaman budaya dan agama, menciptakan lingkungan yang inklusif dan saling menghormati.
Perbedaan budaya, agama, dan kepercayaan di Indonesia sering kali dianggap sebagai tantangan, tetapi sebenarnya bisa menjadi kekuatan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan. Berbagai inisiatif telah diadakan untuk mendorong dialog dan kerjasama antar kelompok masyarakat. Contohnya, berbagai kegiatan lintas agama dan budaya diadakan untuk saling memahami dan menghargai perbedaan. Melalui pendidikan dan komunikasi yang baik, masyarakat diajak untuk melihat bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan peluang untuk memperkaya kehidupan sosial. Dalam konteks ini, perbedaan dianggap sebagai bagian dari kekayaan bangsa yang dapat memperkuat persatuan dan kesatuan di tengah keragaman.