Kettayasa – Suasana penuh khidmat dan kebersamaan menyelimuti Aula Masjid Baitul Muttaqin Kertayasa, yang lebih dikenal sebagai Masjid MI Ma’arif NU Kertayasa, pada Hari Selasa (25/2). Ratusan siswa, dewan guru, dan walimurid berkumpul dalam acara Jamak Arwah dan Doa Bersama, sebuah tradisi tahunan yang bertujuan untuk mendoakan para arwah keluarga besar MI Ma’arif NU Kertayasa serta melestarikan tradisi ruwahan menjelang bulan suci Ramadan.

Acara ini dibuka dengan penuh hikmat oleh Kepala MI Ma’arif NU Kertayasa, H. Achmad Choiron, M.Pd.I. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan pentingnya menjaga tradisi amalan-amalan luhur seperti jamak arwah sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur dan sarana memperkuat nilai-nilai keislaman di kalangan generasi muda. “Melalui acara ini, kita tidak hanya mendoakan para pendahulu kita, tetapi juga menanamkan kecintaan terhadap budaya Islam yang sarat makna,” ujarnya.
Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan pembacaan tahlil yang dipimpin oleh Bapak KH Ali Syamsudin. Suara lantunan tahlil menggema memenuhi aula, diiringi kekhusyukan para peserta yang mengikuti dengan penuh penghayatan. Tahlil menjadi momen refleksi bagi seluruh hadirin untuk merenungkan kehidupan dan mengirimkan doa terbaik bagi arwah keluarga besar MI Ma’arif NU Kertayasa.
Momentum istimewa dalam acara ini adalah maudhoh hasanah yang disampaikan oleh KH Fathoni Sholeh, BA. Dalam tausiyahnya, beliau menekankan pentingnya menjaga tradisi keislaman seperti ruwahan dan doa bersama sebagai bagian dari identitas budaya Nusantara. “Tradisi ini bukan sekadar rutinitas, tetapi wujud nyata dari rasa syukur, kebersamaan, dan kepedulian kita terhadap sesama, baik yang masih hidup maupun yang telah berpulang,” ungkapnya.

Selain aspek spiritual, acara ini juga menjadi ajang silaturahim antara walimurid dan guru. Interaksi yang terjalin dalam suasana religius ini mempererat hubungan emosional antara keluarga besar MI Ma’arif NU Kertayasa, menciptakan lingkungan pendidikan yang harmonis dan penuh kebersamaan. Banyak walimurid yang merasa senang dapat berkumpul, berbagi cerita, serta mempererat hubungan mereka dengan para guru yang membimbing putra-putri mereka.
Dengan berakhirnya acara ini, harapan besar tertanam di hati setiap peserta. Selain mendoakan para arwah dan merawat tradisi, kegiatan ini juga mengajarkan nilai-nilai luhur kepada para siswa agar kelak mereka tumbuh menjadi generasi yang menghargai budaya dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi. “Semoga kegiatan ini terus berlanjut dan semakin memperkuat ukhuwah Islamiyah di lingkungan MI Ma’arif NU Kertayasa,” pungkas H. Achmad Choiron sebelum menutup acara.
Jamak Arwah dan Doa Bersama kali ini bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi sebuah upaya nyata dalam melestarikan tradisi, memperkuat silaturahim, serta membangun kesadaran spiritual di tengah dinamika zaman. Dengan semangat kebersamaan, MI Ma’arif NU Kertayasa terus berkomitmen menjaga nilai-nilai Islam dan budaya lokal sebagai bagian dari perjalanan pendidikan yang berakar kuat pada akhlak dan kearifan tradisi.