Slawi – Jumat (10/05/25) pagi itu, ruang kelas di MTs Negeri 2 Tegal tampak sedikit berbeda dari biasanya. Empat peserta didik terpilih duduk serius di depan dua perangkat laptop. Bukan untuk bermain gim atau tugas biasa, melainkan untuk sebuah misi penting: simulasi Olimpiade Bahasa Arab (OBA) tingkat nasional.
Mereka adalah Maulid Abdan Muttaqin, Nabikhatus Syakira, Inayatul Azmi, dan Andhara Kirana Mahestri nama-nama muda yang membawa semangat besar dalam dunia bahasa. Satu laptop mereka gunakan untuk mengerjakan soal di platform resmi, dan satu lagi untuk Zoom serta merekam aktivitas selama ujian—semua sesuai protokol ketat dari panitia OBA.
Dengan bimbingan hangat dari dua guru hebat, Rifqi Zulfatunnisa dan Lutfiyatul Munawaroh, keempat peserta tampak tidak hanya siap secara teknis, tapi juga mental. “Simulasi seperti ini bukan hal baru, tapi tetap menantang dan memacu semangat saya,” ujar Maulid Abdan Muttaqin, yang tahun ini kembali berpartisipasi dalam OBA.
Tak hanya soal menjawab soal pilihan ganda atau menyusun kalimat, simulasi ini adalah medan tempur latihan konsentrasi, kecepatan berpikir, dan kepercayaan diri. Semangat dan antusiasme para peserta terlihat jelas—seperti cahaya yang menyala di tengah lembaran kata dan kosa kata Arab.
Kepala madrasah, para guru, bahkan teman-teman mereka turut memberikan dukungan penuh. Karena mereka tahu: bahasa bukan hanya alat komunikasi, tapi juga jembatan budaya dan identitas.
Partisipasi MTsN 2 Tegal dalam ajang ini bukan sekadar rutinitas lomba tahunan. Ini adalah wujud nyata komitmen mencetak generasi muda yang unggul, berdaya saing global, namun tetap mencintai bahasa Arab sebagai bagian dari warisan Islam yang agung.
Dengan tekad dan latihan yang terus diasah, MTsN 2 Tegal kembali membuktikan: dari ruang sederhana dengan dua laptop, bisa lahir juara sejati di panggung nasional.