Grobog Wetan — Suasana MI Raden Fatah 01 Grobog Wetan tampak berbeda dari biasanya. Kamis pagi itu, madrasah menjadi tuan rumah bagi sebuah langkah besar dalam transformasi pendidikan: Bimbingan Teknis (Bimtek) Kurikulum Merdeka bagi guru kelas 3 dan 6 dari Kecamatan Pangkah dan Kedungbanteng. Sebanyak 34 guru antusias mengikuti kegiatan ini sebagai bagian dari komitmen bersama untuk memajukan pendidikan madrasah.
Kegiatan ini menjadi sinergi nyata antara Kelompok Kerja Guru (KKG) dua kecamatan yang ingin memastikan para pendidik siap menghadapi perubahan kurikulum. Fokus utama pelatihan adalah bagaimana Kurikulum Merdeka dapat diterapkan secara kontekstual dan kreatif di lingkungan madrasah ibtidaiyah, yang memiliki karakteristik unik.

Bimtek kali ini menghadirkan sosok istimewa sebagai narasumber: H. Shofar Sholahudin Bisri Instruktur Nasional dari Kemendikbudristek. Dalam pemaparannya, ia tak hanya menyajikan teori, tetapi juga membawa semangat filosofi “merdeka belajar” secara hidup. Mulai dari penyusunan modul ajar yang relevan, praktik asesmen formatif, hingga pendekatan pembelajaran berdiferensiasi, semua dibedah dengan cara yang aplikatif.
Acara dibuka oleh Pengawas MI Kabupaten Tegal, H. Saekhun, yang dalam sambutannya memuji inisiatif KKG sebagai bentuk kepedulian nyata terhadap mutu pendidikan. “Transformasi kurikulum harus dimulai dari guru yang siap, bukan hanya secara administratif, tapi juga secara mindset dan kompetensi,” tegasnya di hadapan peserta.

Ketua KKM MI Kecamatan Pangkah, Khuzaeni, juga menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan bagian dari gerakan kolektif untuk saling berbagi praktik baik. “Kita ingin madrasah tidak tertinggal. Justru harus menjadi pelopor penerapan Kurikulum Merdeka yang berakar pada nilai dan karakter,” ujarnya penuh semangat.
Tak hanya mendengarkan materi, peserta Bimtek juga diajak langsung untuk praktik menyusun modul ajar dan menyimulasikan pembelajaran berdiferensiasi. Diskusi kelompok berjalan dinamis, guru-guru tampak antusias mengeksplorasi ide, saling bertanya, dan berbagi pengalaman. Energi perubahan tampak begitu terasa di ruang pelatihan sederhana itu.
Banyak peserta mengaku mendapat wawasan baru dari sesi ini. “Bimtek ini luar biasa, kami jadi lebih yakin menyusun pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa di madrasah kami,” ujar salah satu peserta dari MI di Kecamatan Kedungbanteng. Hal ini menunjukkan bahwa ketika guru diberi ruang belajar yang tepat, maka semangat inovasi pun akan tumbuh.
Bimtek ini menjadi bukti bahwa madrasah bukan hanya pelaku pendidikan berbasis agama, tetapi juga bagian penting dari gerakan pembaruan pendidikan nasional. Langkah KKG MI Pangkah-Kedungbanteng patut diapresiasi sebagai contoh nyata kolaborasi guru dalam menghadapi dinamika kurikulum.
Dengan bekal yang diperoleh dari kegiatan ini, diharapkan para guru MI siap menghadirkan kelas yang lebih hidup, ramah anak, dan adaptif terhadap kebutuhan zaman. Kurikulum Merdeka bukan lagi sekadar dokumen, tapi telah menjadi semangat yang menyatu dalam denyut nadi pembelajaran di madrasah.