Bojong, 10 Maret 2025 – Suasana pagi di MTs Negeri 4 Tegal selalu diawali dengan lantunan Asmaul Husna yang menggema di seluruh lingkungan sekolah. Tradisi ini dilakukan setiap hari setelah sholat dhuha sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Kegiatan ini semakin intensif selama bulan Ramadan, di mana pembacaan Asmaul Husna menjadi bagian dari rutinitas harian sebelum Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Kegiatan ini tidak hanya sekadar membaca, tetapi juga dilakukan dengan berbagai metode agar lebih menarik dan efektif dalam menghafal serta memahami makna Asmaul Husna. Beberapa metode yang diterapkan antara lain membaca, mendengar, menulis, demonstrasi, dan model pembelajaran interaktif seperti Make a Match, Jigsaw, atau Hanifida gerak tangan.
Metode membaca dilakukan dengan melantunkan Asmaul Husna secara rutin dan bersama-sama. Sedangkan metode mendengar dilakukan dengan memperdengarkan lantunan Asmaul Husna melalui media audio agar siswa lebih familiar dengan lafalnya. Sementara itu, metode menulis mengharuskan siswa untuk menyalin Asmaul Husna secara mandiri, yang dapat membantu mereka dalam mengingat dan memahami maknanya.
Tidak hanya itu, demonstrasi juga menjadi bagian dari proses pembelajaran. Guru menggunakan media seperti kertas warna yang sudah ditulis Asmaul Husna untuk membantu siswa dalam mengenali dan menghafalnya. Selain itu, metode model pembelajaran seperti Make a Match atau Jigsaw membantu siswa untuk lebih aktif dan berpartisipasi dalam proses belajar.
Untuk memberikan pengalaman yang lebih mendalam, metode field trip juga diterapkan. Siswa diajak mengunjungi tempat-tempat yang berkaitan dengan Asmaul Husna, seperti alam terbuka, guna memahami kebesaran Allah melalui ciptaan-Nya. Dengan cara ini, pembelajaran menjadi lebih kontekstual dan menarik bagi siswa.
Agar hafalan Asmaul Husna semakin melekat, siswa dianjurkan untuk membuat catatan kecil, menghafal secara bertahap, serta selalu berdoa agar diberikan kemudahan dalam mengingatnya. Lebih dari sekadar menghafal, penerapan Asmaul Husna dalam kehidupan sehari-hari juga menjadi perhatian utama. Dengan memahami Asmaul Husna, siswa diajarkan untuk mendekatkan diri kepada Allah, menumbuhkan akhlak mulia, memperoleh kekuatan spiritual, meningkatkan kualitas doa, serta mendatangkan keberkahan dalam hidup mereka.
Dengan adanya tradisi ini, lingkungan MTs Negeri 4 Tegal semakin terasa religius dan penuh keberkahan. Gema lantunan Asmaul Husna yang mengawali hari menjadi energi positif bagi seluruh siswa dan guru dalam menjalani aktivitas belajar dengan lebih tenang dan penuh semangat.