Lebaksiu — Suasana kreatif dan penuh semangat tampak menyelimuti area MTsN 1 Tegal pada Senin (21/4), madrasah menggelar Ujian Praktik Kriya sebagai bagian dari penilaian akhir keterampilan seni budaya untuk siswa kelas 9. Ujian ini tidak hanya mengasah kreativitas, tetapi juga menanamkan nilai kerja sama, ketelatenan, dan tanggung jawab pada peserta didik.
Dalam pelaksanaannya, siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari enam orang. Mereka diberi tantangan untuk membuat pot tanaman dari bahan bekas, seperti galon air mineral, lalu dihias menjadi karya seni kriya yang memiliki fungsi dan estetika. Media tanam yang digunakan pun beragam, mulai dari aglonema, janda bolong, hingga lidah buaya.
Persiapan tampak dilakukan secara maksimal. Para siswa membawa berbagai peralatan penunjang seperti cat air, cat minyak, kuas, koran bekas, gunting, cutter, hingga tinner untuk menciptakan pewarnaan yang menarik. Beberapa kelompok bahkan merancang desain karakter unik seperti gajah, minion, kucing, dan beruang sebagai bentuk ekspresi seni mereka.
Anindita Lutfiatul dari kelas 9E mengungkapkan kesan serunya mengikuti ujian praktik ini. “Seru banget, soalnya kita kerja bareng, jadi belajar kerja sama juga. Latih kesabaran karena kadang catnya luntur atau kotor lagi. Tapi kita tetap semangat. Urutannya juga harus teliti dari motong galon, gambar, pewarnaan, terus nunggu kering, isi tanah, siram tanaman, baru dikumpulin ke greenhouse,” jelasnya antusias.
Alur pengerjaan karya memang memerlukan proses yang sistematis. Dimulai dari menggambar pola pada galon bekas, memotong bagian sesuai desain menggunakan cutter, mengecat dengan warna dasar, menambahkan detail ornamen, mengeringkan, kemudian mengisi dengan media tanam dan tanaman yang telah disiapkan. Semua proses harus diselesaikan sesuai waktu yang ditentukan.
Hasil dari kreativitas siswa kemudian dipamerkan di greenhouse MTsN 1 Tegal. Deretan pot unik hasil karya siswa menghiasi ruang terbuka hijau madrasah, memperindah lingkungan sekaligus menjadi bukti nyata hasil belajar praktik keterampilan seni budaya yang menyenangkan dan bermakna.
Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk penilaian berbasis proyek yang mampu menggali potensi non-akademik siswa secara nyata. Selain itu, siswa juga diajak untuk peduli lingkungan melalui pemanfaatan bahan bekas menjadi produk fungsional yang ramah lingkungan.