Slawi – Suasana berbeda terasa di Aula Al Ikhlas Kantor Kemenag Kabupaten Tegal. Bukan sekadar pertemuan biasa, tapi ajang intelektual sekaligus spiritual bagi 86 Dai dan Daiyah dari berbagai penjuru Tegal. Mereka berkumpul dalam acara Pembinaan Dai dan Daiyah Tingkat Kabupaten Tegal pada hari Kamis (22/5), yang berlangsung hangat, inspiratif, dan sarat nilai kekinian.
Acara dibuka secara resmi oleh Kasi Bimas Islam, H. Kaukabudin, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya peran para pendakwah sebagai garda terdepan dalam menjaga moral masyarakat. “Dai dan Daiyah bukan hanya penyampai pesan agama, tapi juga penjaga harmoni sosial,” ujarnya penuh semangat.
Yang menarik, para peserta tak hanya disuguhkan ceramah konvensional. Hj. Faiqoh, narasumber pertama, membedah strategi dakwah dalam konteks Indonesia dengan gaya lugas dan aktual. “Kunci dakwah hari ini adalah komunikasi yang adaptif dan empatik,” tegasnya dalam sesi berjudul “Strategi Dakwah Islam di Indonesia”.
Tak kalah menarik, Gus Azhar membawakan materi bertajuk “Tantangan dan Peluang Dakwah di Era Society 5.0”. Ia mengajak para Dai untuk tidak alergi terhadap teknologi. “Dakwah tak lagi di mimbar saja, tapi juga bisa melalui TikTok, YouTube, atau podcast. Selama isinya bijak, itu bagian dari jihad zaman now,” katanya yang disambut gelak tawa dan tepuk tangan peserta.
Acara dipandu santai dan komunikatif oleh moderator H. Salafudin Yusuf, yang sukses menjaga antusiasme peserta hingga akhir acara. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa dakwah di Kabupaten Tegal sedang bergerak ke arah yang lebih progresif dan responsif. Diharapkan, para Dai dan Daiyah yang telah mengikuti pembinaan ini bisa menjadi pelopor dakwah digital yang mencerdaskan dan menyejukkan masyarakat.
Tegal tak hanya punya tahu aci dan teh poci, tapi juga dai dan daiyah yang siap mendakwahkan Islam dengan cerdas dan elegan di era 5.0!