Adiwerna — Dalam rangka membentuk generasi muda yang berakhlak mulia dan memiliki ketahanan spiritual, KUA Kecamatan Adiwerna mengadakan kegiatan Bimbingan Rohani Remaja bagi siswa kelas 8 SMP Negeri 4 Adiwerna, Rabu (28/5/2025). Kegiatan yang diikuti puluhan pelajar ini berlangsung penuh antusiasme dan mendapat apresiasi dari pihak sekolah.
Kegiatan dibuka dengan materi inspiratif dari Joko Listianto, yang mengangkat tema pentingnya menjadi remaja yang sehat, tangguh, dan kuat—baik secara jasmani maupun rohani. Ia mengajak para siswa mengenal potensi diri dan membangun mental yang siap menghadapi berbagai tantangan hidup. “Remaja yang sadar akan kelebihannya akan tumbuh menjadi pemuda berkarakter unggul,” ujarnya.
Sesi kedua dilanjutkan oleh Hj. Faiqoh, yang menyampaikan materi tentang bahaya pergaulan bebas dan penyalahgunaan narkoba. Dengan gaya penyampaian yang lugas namun menyentuh, ia menjelaskan dampak-dampak negatif dari perilaku menyimpang tersebut terhadap masa depan remaja. “Berani berkata tidak pada narkoba dan pergaulan bebas adalah bentuk keberanian sejati,” tegasnya.
Sesi terakhir disampaikan oleh Heri Siswanto yang membahas kenakalan remaja dan pengaruh media sosial. Ia menyoroti pentingnya peran keluarga dan lingkungan dalam mengawasi pergaulan remaja serta mengarahkan mereka pada hal-hal positif. Heri juga mengingatkan bahwa membolos, tawuran, hingga konten negatif di internet adalah bentuk kenakalan yang harus dicegah sejak dini.
Kepala SMP Negeri 4 Adiwerna, Bapak Koko, menyambut baik kegiatan ini dan menyatakan dukungannya penuh terhadap inisiatif KUA Adiwerna. “Kami percaya bahwa membangun karakter islami dan moral yang kuat adalah bagian penting dari pendidikan. Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat,” katanya.
Kegiatan bimbingan rohani ini merupakan bagian dari program rutin KUA Kecamatan Adiwerna dalam memberikan penyuluhan keagamaan kepada generasi muda. Dengan pendekatan yang komunikatif dan relevan, KUA berharap bisa menjangkau lebih banyak sekolah dan membentuk sinergi kuat dengan para pendidik.
Tidak hanya sebagai agenda satu kali, program ini digagas sebagai fondasi pembinaan berkelanjutan. “Kami berharap ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tapi menjadi gerakan berkelanjutan untuk membentengi remaja dari arus negatif zaman,” pungkas Hj. Faiqoh dalam penutupan kegiatan.
Melalui kegiatan ini, diharapkan para siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tapi juga bekal spiritual dan moral untuk menapaki masa remaja dengan bijak, kuat, dan penuh tanggung jawab.