Adiwerna — Momentum Ramadhan menjadi lebih bermakna di SMKN 02 Adiwerna berkat kehadiran para Penyuluh Agama Islam dari KUA Kecamatan Adiwerna. Selama lima hari, dari tanggal 14 dan 17 hingga 20 Maret 2025, para penyuluh ini hadir bukan hanya sebagai narasumber, tapi juga sebagai inspirator dan pendamping spiritual bagi para siswa-siswi dalam kegiatan bertajuk Bimbingan Remaja Ramadhan.
Kegiatan ini merupakan langkah nyata KUA Adiwerna dalam merespons kebutuhan spiritual remaja masa kini. Dengan pendekatan yang hangat dan relevan, para penyuluh menyuguhkan materi yang menyentuh berbagai aspek kehidupan remaja, dari keimanan, akhlak, hingga kesehatan mental. “Remaja adalah generasi penerus yang harus memiliki pondasi keimanan yang kuat,” tegas H. Husni Faqih, S.Pdi di hari pertama kegiatan, yang membahas pentingnya ketauhidan dalam kehidupan modern.
Di hari kedua, penyuluh senior Hj. Faiqoh menyoroti pentingnya menjaga akhlak mulia, terutama di era media sosial yang rentan terhadap penyimpangan nilai. Dengan gaya penyampaian yang komunikatif, ia berhasil menggugah kesadaran para siswa untuk menjadi pribadi yang baik di dunia nyata maupun maya. “Akhlak adalah identitas. Remaja hari ini harus menjadi duta kebaikan di dunia digital,” ujarnya penuh semangat.
Hari ketiga, giliran Joko Listianto yang membawa siswa menyelami makna ibadah puasa lebih dalam. Bukan sekadar menahan lapar, tapi bagaimana puasa menjadi latihan jiwa untuk bersabar dan peduli. “Kepedulian sosial lahir dari empati. Dan Ramadhan adalah sekolahnya,” kata Joko saat memandu refleksi bersama para siswa.
Sementara itu, Muhammad Syafi’i penyuluh muda yang dikenal dekat dengan kalangan pelajar, membahas pentingnya menjaga kesehatan mental dan spiritual. “Ketika remaja tertekan oleh ekspektasi dan tekanan sosial, agama bisa menjadi tempat bersandar yang menenangkan,” tuturnya. Ia juga memberikan tips praktis mengelola stres, yang disambut antusiasme tinggi dari para siswa.
Tak kalah menarik, Heri Siswanto, menyentuh topik sensitif namun penting: kenakalan dan problematika remaja. Dengan pendekatan dialogis, ia mengajak siswa mengenali akar masalah dan cara menghindari perilaku menyimpang. “Remaja butuh ruang untuk didengar. Dan kami hadir untuk itu,” ungkapnya, menegaskan peran penyuluh sebagai sahabat spiritual generasi muda.
Kegiatan ditutup dengan sesi motivasi oleh Hj. Faiqoh yang kembali hadir untuk mengingatkan bahwa Ramadhan bukan sekadar bulan ibadah, tetapi momentum perubahan diri. Acara diakhiri dengan doa bersama yang menggetarkan hati, menandai selesainya rangkaian kegiatan yang penuh makna.
Kepala SMKN 02 Adiwerna mengapresiasi penuh kegiatan ini. “Kami merasa terbantu dan tercerahkan. Para penyuluh agama dari KUA Adiwerna bukan hanya memberi materi, tapi juga membangun kedekatan dengan siswa. Ini bentuk kolaborasi yang luar biasa dalam membina generasi muda yang religius dan berakhlak mulia,” ujarnya bangga.