Adiwerna- Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) Kecamatan Adiwerna selenggarakan Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) di lingkungan lembaga Pendidikan MTs NU Sunan Kalijaga, Desa Kaliwadas Kecamatan Adiwerna, belum lama ini. Kegiatan tersebut diikuti oleh ratusan siswa-siswi kelas IX beserta sejumlah dewan guru. Mereka sangat antusias mengikuti paparan materi dan simulasi yang disampaikan oleh para Penyuluh Agama Islam dari unit kerja KUA Adiwerna.
KH. Abdurrahim Kafabih, SH yang menjadi pemateri pertama lebih banyak menyampaikan pesan-pesan moral dan kesadaran beragama di kalangan remaja saat ini. Ia yang juga selaku Ketua FKPAI Adiwerna menjabarkan terkait kecenderungan gaya hidup kaum remaja di era teknologi informasi. “Kalian sebagai remaja yang diharapkan menjadi generasi penerus bangsa apakah siap menjadi teladan yang baik?” tanya Kyai Abdurrahim kepada para peserta BRUS. Pertanyaan itu pun serentak dijawab oleh mereka; “Siaaap!”
Di sesie berikutnya, paparan materi dan simulasi disampaikan oleh Penyuluh Agama Islam Fungsional Hj. Faiqoh, S.Ag., M.H. Ia lebih banyak berkomunikasi secara interaktif sehingga para peserta mengikutinya dengan lebih antusias. Pada penyampaian simulasi itu Hj. Faiqoh memberikan secarik kertas pada masing-masing peserta yang di situ tertulis berbagai pertanyaan terkait sikap dan kepribadian diri.
“Kalian baca dan isi jawabannya ya. Jawab dengan kesadaran diri sendiri, tidak usah meniru atau mencontek teman lainnya. Jawaban kalian itu menjadi cerminan atas sikap dan kepribadian masing-masing,” ujar Hj. Faiqoh.
Dikatakan oleh dia, pertanyaan-pertanyaan yang disusun itu bertujuan untuk menggali atau mengeksplorasi kesadaran para remaja. Dari situlah maka diharapkan para remaja yang mengikuti kegiatan BRUS ini akan mendapatkan manfaat berupa peningkatan kepercayaan diri serta rasa tanggung jawab dalam menentukan sikap dan tindakan.
“Untuk mengeksplorasi kesadaran remaja memang lebih tepat menggunakan simulasi seperti ini. Karena kalau hanya ceramah di hadapan mereka hasilnya tidak maksimal. Berkomunikasi dengan anak-anak usia remaja harus menggunakan metode komunikasi dua arah, agar mereka juga ikut aktif dalam mengungkapkan isi hati maupun kemampuan nalar berfikirnya,” tutur Hj. Faiqoh kepada Tim Media Kemenag Kab. Tegal.
Di sisi lain, M. Khambali, S.Ag, salah seorang Guru Pembina yang turut hadir pada kegiatan tersebut menyatakan sangat mendukung kegiatan BRUS tersebut. Sebab, kata dia, para pelajar membutuhkan pengalaman-pengalaman baru dalam proses pembelajaran di sekolah. “Sehingga dengan adanya kegiatan BRUS mereka mendapatkan tambahan ilmu dan wawasan baru yang mungkin selama ini tidak ditemukan selama belajar di kelas,” ucapnya. (Fei)