Slawi__Arus globalisasi sudah begitu kuat memengaruhi dan memberikan perubahan-perubahan yang fundamental dalam tatanan kehidupan masyarakat. Paradigma masyarakat mengalami pergeseran dengan sangat cepat. Hal ini juga melahirkan realitas dan tantangan baru dalam kehidupan beragama umat Islam. Mau tidak mau, pemahaman keagamaan harus ditarik lebih jauh lagi untuk bisa menjawab setiap tantangan dan perubahan tersebut. Bila tidak, agama akan tertinggal di belakang dan tergerus oleh arus perubahan masyarakat yang tak terbendung. Jika sudah demikian agama akan kehilangan maknanya dalam realitas kehidupan masyarakat.
Untuk memenuhi kebutuhan muballighah yang memiliki kepribadian yang shaleh, wawasan yang luas dan memiliki kemampuan dakwah yang baik, Majelis Dai Paguyuban Ikhlas Jakarta mengadakan kerjasama dengan Pokjaluh Kabupaten Tegal dengan Menggelar Workshop Dakwah dengan tema “Toleransi , Terbuka dan Damai”, 29-30 Oktober 2016.
Dalam acara pembukaan Workshop tersbut Ahmad Yani menyampaikan Salah satu poin mendasar yang harus dibenahi dalam dakwah adalah merumuskan kembali metodologi dakwah yang tepat sesuai dengan perubahan dan perkembangan zaman. Pada saat yang bersamaan, kemampuan dan wawasan intelektual dai pun harus terus menerus ditingkatkan. Dengan demikian, diharapkan kemampuan dai dan metodologi dakwah yang diterapkan dapat berjalan seiring dengan perkembangan zaman yang dihadapinya.
Workshop berlangsung selama 2 hari bertempat di Kecamatan Gedung BMT SM NU Jalan Garuda Kemantran Kramat dengan peserta utusan dai daiyah kecamatan sekabupaten Tegal sejumlah 82 orang. Narasumber berasal dari Jakarta, Ust. Drs. H. Ahmad Yani dengan materi Retorika Dakwah I, Dr. Saifuddin Zuhri materiFiqih dan Kaifiyah Khutbah Jum’at, Mas’ud Halimin materi Dawah Kontekstual. (maman).