Lebaksiu – Pelaksanaan Konferensi Ranting PGRI Ranting MTsN 3 Tegal yang digelar dengan mengusung tema “Meneguhkan Solidaritas Guru, Menguatkan Profesionalisme, Mewujudkan Madrasah Bermartabat”. Acara berlangsung di Indoor Mandarah, Kamis (2/10/2025) dengan penuh khidmat dan dihadiri pengurus serta anggota PGRI ranting. Kegiatan ini menjadi momen penting bagi seluruh anggota, khususnya kepengurusan periode 2020-2025 yang tengah menuntaskan masa baktinya.
Rangkaian acara dimulai dengan pembukaan, menyanyikan Indonesia Raya, dan dilanjutkan dengan Mars PGRI yang berkumandang lantang. Nuansa kebersamaan dan semangat perjuangan guru terasa kental sejak awal acara, mencerminkan komitmen bersama dalam menjaga marwah organisasi.
Ketua PGRI Ranting MTsN 3 Tegal, Drs. H. Samsudin, dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas kerja sama seluruh pengurus dan anggota. Ia juga menegaskan bahwa dasar kegiatan ini berlandaskan pada AD/ART, SK, serta program kerja yang telah disepakati bersama.
Drs. H. Samsudin didampingi pengurus PGRI Ranting MTsN 3 Tegal menyampaikan laporan pertanggungjawaban selama masa bakti, saat ini memiliki 5 orang pengurus inti, 59 anggota aktif serta 3 anggota dari Cabsus Kemenag. Ia juga mengingatkan pentingnya KTA Digital PGRI sebagai bentuk identitas resmi organisasi yang juga akan diinput ke E-Kinerja.
Sejak menjabat sebagai ketua, tidak hanya aktif dalam berorganisasi, beliau turut menyinggung prestasi yang berhasil diraih selama kepengurusan sejak 2021, di antaranya juara tari, voli, dan tenis meja.
“Harapan kami, kepengurusan 2025–2030 nanti dapat meneruskan semangat ini dan kembali membawa PGRI Ranting MTsN 3 Tegal ke berbagai juara,” ujarnya. Acara juga diisi sambutan Kepala MTsN 3 Tegal memberikan apresiasi kepada pengurus dan anggota atas dedikasi mereka yang selalu solid menjaga eksistensi organisasi.

Konferensi dibuka secara resmi oleh H. Fatchurodji, M.Pd.I, Kepala MTsN 5 Tegal, selaku perwakilan dari ketua Cabsus (cabang khusus) Kementerian Agama yang menegaskan pentingnya persatuan guru dalam PGRI sebagai wadah perjuangan hak profesi. Beliau juga mengingatkan kembali “pekik PGRI” dan peran vital organisasi ini dalam memperjuangkan sertifikasi guru. “Tanda adanya PGRI, perjuangan kitab isa terhenti, PGRI adalah tameng yang melindungi profesi guru. Tanpa persatuan, tidak ada kekuatan,” ujarnya penuh semangat.
Konferensi ini bukan sekedar formalitas, melainkan juga menjadi momentum silaturahmi, ruang tukar gagasan, serta refleksi perjalanan organisasi, sekaligus menyusun strategi baru untuk masa depan. PGRI Ranting MTsN 3 Tegal diharapkan terus tumbuh sebagai organisasi yang solid, profesional, dan berdaya juang tinggi demi mewujudkan madrasah yang bermartabat.(wpp)