Slawi – MTs Negeri 2 Tegal gelar Workshop Penguatan Kompetensi Guru dengan menghadirkan narasumber istimewa, Muhammad Miftakhul Falah, seorang widyaiswara sekaligus alumnus short course Artificial Intelligence di SAE Kyung, Korea Selatan, pada Sabtu (26/7/2025). Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen madrasah dalam membangun budaya riset di lingkungan guru dan siswa.
Workshop diawali dengan sesi pertama, para guru diminta untuk membuat pohon masalah secara berkelompok. Aktivitas ini bertujuan melatih guru dalam mengidentifikasi akar permasalahan pendidikan secara kolaboratif dan terstruktur.
“Melatih guru membuat pohon masalah adalah langkah penting agar mereka terbiasa berpikir kritis dan sistematis. Ini akan sangat membantu saat membimbing siswa dalam menyusun riset,” jelas Falah.
Untuk memaksimalkan efektivitas diskusi, para guru dikelompokkan berdasarkan rumpun mata pelajaran, yakni SOSHUM (IPS, Bahasa, BK, Olahraga, PKN, dan Seni Rupa), MIPATIK (Matematika, IPA, dan TIK), serta Agama. Pembagian ini memungkinkan para peserta mendalami persoalan sesuai karakteristik bidang masing-masing sekaligus merancang solusi pembelajaran yang lebih relevan.
Setelah sesi awal, Falah memaparkan strategi membangun budaya riset di madrasah, dimulai dari pendekatan yang sederhana dan menyenangkan. Untuk kelas 7, siswa cukup diarahkan menghasilkan produk inovatif, sedangkan kelas 8 sudah bisa memulai menyusun proposal riset sebagai langkah awal berpikir ilmiah.
Ia juga menekankan pentingnya memberi ruang kebebasan pada siswa. “Biarkan mereka memilih pasangan kelompok sendiri. Ketika nyaman dengan timnya, mereka akan lebih leluasa mengembangkan ide,” ujarnya.
Untuk siswa pemula, Falah menyarankan pendekatan replikasi kreatif. “Cari judul-judul riset yang sudah ada, lalu dimodifikasi sesuai konteks lokal. Ini sangat cocok untuk tahap awal tanpa membuat siswa terbebani,” tambahnya.
Ia juga mendorong guru untuk memberi ruang eksplorasi ide di awal. “Biarkan siswa menuangkan ide tanpa batasan dulu. Setelah judul ditentukan, baru guru masuk untuk memberi arahan yang lebih terarah,” jelasnya.
Materi dari Falah mendapat antusiasme tinggi dari peserta. Para guru merasa terbantu dengan pendekatan yang praktis dan mudah diterapkan dalam kegiatan riset di kelas.
Workshop ini menjadi wujud komitmen MTs Negeri 2 Tegal dalam mendorong tumbuhnya budaya ilmiah di madrasah, dengan harapan siswa mampu berpikir kritis, kreatif, dan berdaya saing sejak usia dini.