Lebaksiu — Menyambut pelaksanaan Ujian Madrasah (UM) Tahun Pelajaran 2024/2025, suasana haru dan khusyuk menyelimuti MTs Negeri 1 Tegal. Pada Jumat pagi (25/4), seluruh siswa-siswi kelas 7, 8, dan 9 bersama dewan guru dan staf Tata Usaha berkumpul dalam kegiatan istighosah dan doa bersama untuk memohon kelancaran dan keberkahan ujian.
Kegiatan dibuka dengan salat Dhuha berjamaah, sebuah momen penuh ketenangan yang menandai kesungguhan seluruh warga madrasah dalam mengawali hari. Usai salat, suasana berubah menjadi lebih syahdu saat Bapak Abdul Kharis, memimpin istighosah dengan lantunan dzikir dan doa yang menggugah hati.
Suasana makin menggetarkan ketika Bapak Imam Sopan membacakan doa bersama. Ratusan suara mengamini harapan-harapan besar: kelancaran, kemudahan, dan hasil terbaik bagi siswa kelas 9 yang sebentar lagi menempuh ujian penentuan.
Dalam sambutannya, Kepala Madrasah, H. Ahmad Zahid menegaskan pentingnya keseimbangan antara ikhtiar lahir dan batin.”Belajar maksimal adalah kewajiban, tetapi doa dan tawakal adalah kekuatan tambahan yang tak kalah penting. Tetap semangat, disiplin, dan jangan pernah lepas dari keyakinan kepada Allah,” pesan beliau penuh inspirasi.
Kegiatan ini bukan hanya sekadar persiapan spiritual, tapi juga menjadi ajang mempererat ukhuwah antar siswa lintas angkatan. Kehadiran siswa kelas 7 dan 8 sebagai bentuk dukungan moral, membangun ikatan solidaritas dan empati sejak dini.
Para siswa tampak larut dalam suasana. Ada yang khusyuk menundukkan kepala, ada pula yang meneteskan air mata haru — bukti betapa dalamnya mereka menghayati momen ini sebagai bagian dari perjalanan belajar mereka.
Dengan penuh harap, MTsN 1 Tegal mengirimkan doanya ke langit: agar seluruh siswa kelas 9 dapat menghadapi ujian dengan tenang, percaya diri, dan mampu mencapai hasil terbaik sebagai langkah awal meraih cita-cita gemilang.
Istighosah ini menjadi bukti nyata bahwa di balik upaya akademik, ada kekuatan spiritual yang menjadi pondasi utama dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas, tapi juga berjiwa kokoh.
—