Slawi — Sebanyak 1.258 calon jamaah haji asal Kabupaten Tegal turut ambil bagian dalam kegiatan Manasik Haji Nasional yang diselenggarakan secara hybrid oleh Kementerian Agama RI pada Sabtu (19/4/2025). Bertempat di Auditorium Universitas Bhamada Slawi, para peserta hadir dengan semangat dan kekhusyukan, siap menyelami makna mendalam dari ibadah haji yang akan mereka jalani.
Acara ini merupakan bagian dari pelaksanaan manasik haji nasional yang pertama kali diadakan secara serentak di seluruh Indonesia. Total terdapat 1.500 peserta yang mengikuti secara luring, sementara lebih dari 141 ribu jemaah lainnya tersebar di 500 titik mengikuti secara daring. Kegiatan ini dirancang untuk memberikan pemahaman yang seragam mengenai tata cara dan nilai-nilai spiritual dalam ibadah haji.

Hadir dalam acara nasional ini sejumlah tokoh penting, antara lain Menteri Agama Nasaruddin Umar, Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BPH) Dahnil Anzar Simanjuntak, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Hilman Latief, serta para pejabat eselon I dan II Kementerian Agama. Dalam sambutannya, Menag menyampaikan harapan besar agar para jamaah Indonesia mampu menjadi haji mabrur—haji yang diterima Allah dan membawa dampak nyata di kehidupan sosial.
“Predikat haji mabrur tidak ada balasan kecuali Jannah. Pulang dari Tanah Suci dalam keadaan bersih seperti bayi baru lahir. Oleh karena itu, jaga niat, jaga hati, dan jadikan ibadah ini sebagai momen transformasi diri,” tutur Menag Nasaruddin dengan suara yang menggugah, meski ia memberikan sambutan dari Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.
Sementara itu, Dirjen PHU Hilman Latief menegaskan bahwa kegiatan manasik ini adalah bentuk implementasi dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019, yang menekankan pentingnya meningkatkan kemandirian jemaah haji dan umrah. Ia menyebut bahwa ke depan, manasik juga akan diiringi dengan kegiatan jalan kaki nasional, sebagai bagian dari persiapan fisik menuju ibadah haji.

Di lokasi Slawi, para peserta tidak hanya mendapat bimbingan teknis mengenai rukun dan wajib haji, tetapi juga pengetahuan mendalam seputar filosofi perjalanan spiritual, larangan selama ihram, serta etika di pesawat dan di Tanah Suci. Pendekatan yang holistik ini membuat kegiatan manasik terasa lebih dari sekadar pelatihan—melainkan juga sebagai penyelaman makna ibadah.
Kegiatan manasik ini juga menjadi ruang edukasi dan penguatan mental bagi jamaah, mengingat banyak di antara mereka harus menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkan kesempatan berhaji. Menteri Agama bahkan mengingatkan agar umat Islam tidak berambisi menunaikan haji berkali-kali. “Nabi Muhammad SAW hanya satu kali berhaji. Berikan kesempatan kepada saudara-saudara kita yang masih menunggu,” pesan Menag.
Dengan semangat kebersamaan dan pemahaman mendalam yang diserap dalam kegiatan ini, diharapkan seluruh calon jamaah haji Kabupaten Tegal dapat menjalankan ibadah haji dengan lancar, mandiri, serta pulang membawa predikat haji mabrur. Kegiatan ini bukan hanya mempersiapkan mereka untuk perjalanan ke Tanah Suci, tapi juga untuk menjadi insan yang lebih mulia sekembalinya ke tanah air.