Bojong, 7 Maret 2025 – Pembelajaran praktik ibadah di bulan Ramadan di MTs Negeri 4 Tegal berlangsung dengan penuh keseriusan. Salah satu materi yang diajarkan adalah praktik mengurus jenazah, yang bertujuan untuk membekali peserta didik dengan ilmu fardhu kifayah. Kegiatan ini dibimbing oleh Bapak Ali Masyrukhi dan Ibu Nadia Latifatul Fitri, serta dilaksanakan di Masjid Asyfa MTs Negeri 4 Tegal.
Sebelum praktik, peserta didik terlebih dahulu mendapatkan materi teori tentang kewajiban seorang muslim dalam mengurus jenazah. Dalam pemaparannya, Bapak Ali Masyrukhi menjelaskan bahwa terdapat empat kewajiban utama dalam mengurus jenazah, yaitu memandikan, mengkafani, menshalatkan, dan menguburkan. Ia juga menekankan bahwa pengurusan jenazah merupakan fardhu kifayah, yaitu kewajiban yang jika sudah dilakukan oleh sebagian orang, maka gugurlah kewajiban bagi yang lainnya.
Setelah memahami teori, peserta didik mulai mempraktikkan tata cara memandikan jenazah. Praktik ini dilakukan dengan penuh kehati-hatian, mengikuti adab dan syariat Islam. Prosesnya diawali dengan membersihkan dua aurat (qubul dan dubur), lalu menghilangkan kotoran dari hidung, setelah itu jenazah diwudhukan dan dimandikan dengan air serta daun bidara. Para peserta didik terlihat antusias mencoba teknik yang benar, termasuk bagaimana cara mengguyurkan air tiga kali dengan merata ke seluruh tubuh.
Tahapan berikutnya adalah mengkafani jenazah. Peserta didik laki-laki mempraktikkan kafan untuk jenazah pria, yang terdiri dari tiga lapis kain, sedangkan peserta didik perempuan mempraktikkan kafan untuk jenazah wanita, yang meliputi gamis, khimar (penutup kepala), izar (sarung), dan dua lapis kain kafan. Dalam sesi ini, para peserta didik diajarkan bagaimana melipat dan mengikat kain kafan agar jenazah tertutup dengan sempurna sesuai tuntunan syariat.
Setelah jenazah dikafani, peserta didik melanjutkan praktik dengan shalat jenazah. Shalat ini dilakukan tanpa rukuk dan sujud, melainkan dengan empat kali takbir. Takbir pertama diikuti dengan membaca Al-Fatihah, takbir kedua membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, takbir ketiga membaca doa untuk jenazah, dan takbir keempat diakhiri dengan salam. Para peserta didik dengan khusyuk mengikuti proses ini, menyadari betapa pentingnya doa bagi orang yang telah meninggal dunia.
Tahapan terakhir adalah proses penguburan jenazah, yang menjadi puncak dari praktik ini. Lubang makam minimal harus cukup untuk menutup aroma jenazah dan melindunginya dari gangguan binatang buas. Namun, penguburan yang lebih sempurna adalah dengan lubang seukuran tubuh manusia (qomah) dan sedikit luas (basthoh). Jenazah diletakkan dengan pipi menyentuh tanah dan wajib dihadapkan ke arah kiblat. Dalam praktik ini, peserta didik diajarkan teknik yang benar dalam menurunkan dan mengatur posisi jenazah di liang lahad.
Kegiatan ini memberikan pengalaman berharga bagi peserta didik. Tidak hanya sekadar belajar teori, tetapi juga langsung mempraktikkan apa yang harus dilakukan ketika ada saudara seiman yang meninggal dunia. Dengan adanya praktik mengurus jenazah ini, MTs Negeri 4 Tegal berharap dapat mencetak generasi yang tidak hanya berilmu, tetapi juga siap mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan nyata.