Bojong, 6 Maret 2025 – Selama bulan Ramadan, MTs Negeri 4 Tegal menerapkan metode pembelajaran yang lebih efektif dengan memadukan kaidah dan komponen baku dalam proses belajar mengajar. Prinsip utama dalam kegiatan ini adalah keseimbangan antara aspek teori dan praktik agar siswa tetap semangat dan tidak mengalami kejenuhan saat berpuasa.
Secara umum, proses pembelajaran terdiri dari tiga komponen utama, yaitu pendidik, peserta didik, dan bahan ajar. Pendidik berperan sebagai komunikator yang menyampaikan ilmu, sementara peserta didik bertindak sebagai komunikan yang menerima dan mengolah informasi. Bahan ajar sendiri menjadi pesan utama yang harus dipelajari dan diadopsi oleh siswa. Semakin banyak siswa memahami dan menginternalisasi materi yang diberikan, semakin besar bekal ilmu yang mereka peroleh selama menempuh pendidikan di madrasah.
Di bulan Ramadan ini, MTs Negeri 4 Tegal mengadopsi sistem blended learning yang mengombinasikan praktik keagamaan dengan pembelajaran mata pelajaran umum. Pendekatan ini dirancang agar pembelajaran tetap berjalan secara efektif tanpa mengurangi esensi pendidikan formal maupun religius. Dengan adanya keseimbangan antara teori dan praktik, siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran tanpa merasa jenuh.
Salah satu inovasi yang diterapkan adalah pengurangan porsi pembelajaran berbasis teori hingga hampir 90%. Sebagai gantinya, kegiatan praktik lebih banyak dilakukan, baik dalam bidang keagamaan seperti tadarus Al-Qur’an, sholat berjemaah, dan ceramah keagamaan, maupun dalam praktik mata pelajaran umum yang dikemas secara menarik dan interaktif. Metode ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa serta menjadikan Ramadan sebagai momen yang lebih bermakna dalam proses pendidikan mereka.
Menurut salah satu guru MTs Negeri 4 Tegal, pendekatan ini memberikan dampak positif bagi siswa. “Kami melihat bahwa anak-anak lebih antusias dalam belajar. Mereka tidak hanya memahami materi pelajaran, tetapi juga mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Ini adalah cara terbaik untuk memastikan bahwa pendidikan tidak hanya sekadar teori, tetapi juga memiliki dampak nyata,” ujarnya.
Pembelajaran yang hanya berbasis teori selama Ramadan dikhawatirkan dapat membuat siswa merasa jenuh dan lelah, sehingga efektivitasnya menurun. Oleh karena itu, MTs Negeri 4 Tegal terus berinovasi dalam menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa. Dengan sistem yang diterapkan, madrasah berharap pembelajaran tetap berjalan optimal dan siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih berkesan.
Dengan pendekatan yang lebih fleksibel dan dinamis ini, MTs Negeri 4 Tegal membuktikan bahwa pembelajaran selama Ramadan tidak hanya sekadar mengisi waktu, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkaya ilmu dan meningkatkan nilai-nilai spiritual siswa. Semoga inovasi ini terus berkembang dan memberikan manfaat jangka panjang bagi seluruh peserta didik.