Slawi – Dua siswa berbakat dari MTs Negeri 2 Tegal, Haikal Insani dan Fauziyah, menunjukkan kemampuan luar biasa mereka dalam lomba tahfidz pada Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma) Tingkat MTs Kabupaten Tegal. Bertempat di MTs Negeri 3 Tegal, Selasa (25/2), keduanya tampil percaya diri, melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan tajwid yang tepat dan suara yang merdu.
Lomba tahfidz ini bukan sekadar ajang hafalan biasa. Setiap peserta dituntut untuk menghafal minimal 5 juz Al-Qur’an dengan ketelitian tinggi. Dalam kompetisi ini, mereka juga harus menunjukkan kefasihan dalam membaca serta pemahaman mendalam terhadap ayat-ayat yang mereka lantunkan. Haikal, yang bersaing di kategori putra, dan Fauziyah, yang berkompetisi di kategori putri, telah mempersiapkan diri dengan penuh disiplin, latihan intensif, serta bimbingan dari para guru.
Zulfatunnisa, selaku pembina lomba tahfidz di MTs Negeri 2 Tegal, menyampaikan kebanggaannya terhadap pencapaian kedua siswa ini. “Saya melihat semangat luar biasa dari Haikal dan Fauziyah dalam mempersiapkan diri untuk ajang ini. Mereka tidak hanya berlatih hafalan, tetapi juga memperdalam pemahaman terhadap makna ayat-ayat yang mereka baca. Ini adalah perjalanan spiritual yang sangat berharga bagi mereka,” ujarnya.
Keikutsertaan dalam Aksioma ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana bagi para siswa untuk menguji konsistensi dan kesungguhan mereka dalam menghafal Al-Qur’an. Haikal dan Fauziyah menunjukkan bahwa menjadi penghafal Al-Qur’an bukan hanya tentang daya ingat, tetapi juga tentang menjaga kemurnian hati dan konsistensi dalam berlatih.
Haikal mengungkapkan bahwa perjuangannya dalam menghafal Al-Qur’an penuh dengan tantangan, namun ia tetap berusaha menjalani prosesnya dengan ikhlas. “Setiap ayat yang saya hafalkan bukan sekadar hafalan biasa, tetapi juga bekal kehidupan. Saya ingin terus meningkatkan hafalan saya dan menjaga apa yang sudah saya pelajari,” ungkapnya.
Sementara itu, Fauziyah berbagi pengalaman uniknya selama latihan. “Terkadang ada rasa grogi, tapi saya ingat bahwa ini adalah kesempatan untuk membuktikan bahwa saya bisa. Saya bersyukur mendapatkan dukungan dari keluarga dan guru-guru di madrasah,” katanya dengan penuh rasa syukur.
Lomba tahfidz dalam Aksioma 2025 ini menjadi bukti bahwa generasi muda madrasah mampu mengharmonikan kecerdasan intelektual dengan kekuatan spiritual. Keberhasilan Haikal dan Fauziyah dalam kompetisi ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi siswa lainnya untuk terus mendalami dan menghafalkan Al-Qur’an.
Dengan semangat yang mereka tunjukkan, tak menutup kemungkinan Haikal dan Fauziyah bisa melangkah lebih jauh, meraih prestasi lebih tinggi, dan menjadi kebanggaan madrasah serta masyarakat. Semoga langkah mereka dalam menghafal Al-Qur’an terus diberkahi dan mengantarkan mereka menuju kesuksesan dunia dan akhirat.