Penyalahan – Suasana Gedung NU Ranting Penyalahan hari ini Rabu (21/1) dipenuhi semangat warga yang antusias mengikuti pelatihan pemulasaran jenazah. Kegiatan ini digelar atas kerja sama antara NU Ranting Penyalahan dan Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Jatinegara, dengan tujuan memperkuat pemahaman masyarakat mengenai tata cara pengurusan jenazah sesuai syariat Islam.
Dua pemateri utama, Ust. Aris Sadirin, S.Pd.I., dan Ust. Abdul Kohar, S.H.I., yang merupakan Penyuluh Agama Islam, memandu sesi pelatihan dengan sangat detail. Mereka menjelaskan tahapan pemulasaran jenazah mulai dari memandikan, mengafani, hingga menyolatkan, disertai dengan contoh praktis yang mudah dipahami. Kesabaran mereka dalam membimbing peserta mendapat apresiasi dari semua yang hadir.
Tidak hanya itu, pelatihan semakin mendalam dengan kehadiran Ust. Abdurrahman, S.Ag., dan Ust. Abdullah Subekhi, M.H., yang juga Anggota Penyuluh Agama Islam Kecamatan Jatinegara. Keduanya melengkapi sesi dengan penjelasan tambahan tentang pengurusan jenazah, memberikan wawasan yang lebih luas dan terstruktur kepada peserta.
Dalam sambutannya, Ketua Tanfidziyah NU Ranting Penyalahan, Ust. Sofudin, S.Pd.I., mengungkapkan rasa syukurnya atas terselenggaranya pelatihan ini. “Kegiatan seperti ini sangat penting untuk memenuhi kebutuhan fardhu kifayah di masyarakat. Harapannya, ilmu yang diperoleh tidak hanya bermanfaat secara individu, tetapi juga memperkuat kebersamaan umat,” katanya.
Salah satu daya tarik pelatihan ini adalah sesi praktik langsung yang membuat suasana lebih hidup. Peserta diberikan kesempatan untuk mempraktikkan tata cara pemulasaran jenazah di bawah bimbingan para pemateri. Banyak peserta mengaku pengalaman ini membuka wawasan mereka tentang pentingnya menjalankan kewajiban agama dengan benar.
Saat sesi berakhir, para peserta tidak hanya membawa pulang ilmu, tetapi juga semangat untuk mengamalkan apa yang telah dipelajari. “Kegiatan ini sangat bermanfaat, saya jadi lebih percaya diri jika suatu saat harus membantu mengurus jenazah di desa,” ujar seorang peserta dengan wajah penuh rasa syukur.
Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh salah satu pemateri. Doa ini menjadi simbol harapan agar ilmu yang diperoleh tidak hanya diamalkan, tetapi juga menjadi bekal pahala bagi semua yang hadir. Kegiatan ini mencerminkan bagaimana pelatihan keagamaan dapat mempererat solidaritas dan kepedulian di tengah masyarakat.