Slawi – Dalam rangka memeriahkan Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama Republik Indonesia yang ke-79, Pengurus Daerah Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (PD IPARI) Kabupaten Tegal meluncurkan buku khutbah Jumat dan Hari Raya yang penuh makna. Acara peluncuran buku ini berlangsung pada hari Jumat, 3 Januari 2025, di Lapangan Tenis Kantor Kemenag Kabupaten Tegal, bertepatan dengan puncak perayaan HAB ke-79. Buku ini tidak hanya membahas keutamaan bulan-bulan khusus dalam kalender Islam, tetapi juga mengintegrasikan program prioritas Kementerian Agama yang tercantum dalam Surat Edaran Menteri Agama No. SE.2 Tahun 2024 dan Keputusan Dirjen Bimas Islam No. 504 Tahun 2022.
Hj. Faiqoh, S. Ag, M.H., Ketua PD IPARI Kabupaten Tegal, dalam sambutannya menyatakan bahwa buku ini disusun untuk memberikan panduan komprehensif bagi para khatib dalam menyampaikan khutbah yang relevan dengan kebutuhan umat masa kini. “Kami berharap buku ini dapat menjadi referensi yang membantu khatib untuk menyampaikan khutbah yang tidak hanya bersifat ritual, tetapi juga edukatif dan sesuai dengan program prioritas pemerintah,” ujarnya.
Buku khutbah ini berisi materi yang menekankan pentingnya peran agama dalam mendukung berbagai program pemerintah, termasuk penurunan angka stunting, penanggulangan kemiskinan, pemberdayaan ekonomi, dan pelestarian lingkungan hidup. Tema-tema tersebut selaras dengan arahan Menteri Agama yang mengajak penyuluh agama dan penghulu untuk berperan aktif dalam mendukung inisiatif pemerintah di bidang sosial dan ekonomi.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tegal, H. Moh. Aqsho, M.Ag., memberikan apresiasi yang tinggi atas inisiatif PD IPARI dalam menyusun buku khutbah tersebut. “Ini adalah kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas dakwah dan penyuluhan agama, serta menjadikan pesan-pesan khutbah lebih relevan dan aplikatif dalam kehidupan sehari-hari masyarakat,” tuturnya.
Peluncuran buku khutbah ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengintegrasikan berbagai program pemerintah dalam materi khutbah, sehingga pesan yang disampaikan oleh para khatib lebih kontekstual dan bermanfaat bagi masyarakat luas, terutama dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan.