Slawi – Kasi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tegal, H.A. Syaifuddin Zuhri, S.Ag., menggelar acara Ngaji EMIS bersama para operator Education Management Information System (EMIS) dari pondok pesantren penyelenggara pendidikan kesetaraan (PKPPS) pada hari Kamis (12/12). Acara tersebut berlangsung di salah satu lokasi pondok pesantren di Slawi dan dihadiri oleh perwakilan dari berbagai pesantren di wilayah Kabupaten Tegal.
EMIS, yang merupakan sistem pendataan pendidikan berbasis digital dari Kementerian Agama, telah menjadi alat penting dalam mendukung perencanaan dan pengambilan kebijakan pendidikan. Dalam sambutannya, H.A. Syaifuddin Zuhri menekankan pentingnya penguasaan teknis EMIS di tingkat satuan pendidikan. “Kita hampir berhasil menyelesaikan masalah kurangnya kompetensi operator EMIS. Sekarang, PKPPS memiliki tenaga operator yang memadai dan siap mendukung sistem pendidikan di pesantren,” katanya.
Acara ini dihadiri oleh delapan pondok pesantren besar di Kabupaten Tegal, yakni Pondok Pesantren Riyadus Sholihin Karangmangu Tarub, An Nawawi Batuagung Balapulang, Al Ihsan Kabunan Dukuhwaru, Dar Al Qur’an Al Ihsani Lebaksiu, At Tauhidiyah Giren Talang, Mambaul Hikmah Tegalwangi Talang, Miftahul Mubtadiin Tegalkubur Lebaksiu, dan Ribath Nurul Hidayah Bedug Pangkah. Kehadiran mereka mencerminkan sinergi dan komitmen dalam meningkatkan tata kelola pendidikan berbasis pesantren.
Selain membahas sistem EMIS, acara ini juga mengangkat isu penting terkait pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). H.A. Syaifuddin Zuhri mengingatkan para peserta untuk selalu merujuk pada Keputusan Dirjen Pendis Nomor 7202 tahun 2023 sebagai panduan utama pengelolaan dana BOS. “Keputusan Dirjen ini ibarat kitab suci untuk mengelola BOS di pesantren. Transparansi, akuntabilitas, dan tanggung jawab adalah kunci utama,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya penguasaan EMIS versi 4.0 yang kini menjadi standar dalam pendataan pendidikan. Menurutnya, operator EMIS tidak hanya dituntut memahami sistem secara teknis, tetapi juga harus memiliki profesionalitas dalam menjalankan tugasnya. Hal ini penting untuk memastikan data yang dikumpulkan valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam suasana yang penuh semangat, para operator juga berdiskusi tentang tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan data di masing-masing pesantren. Salah satu perwakilan dari Pondok Pesantren Dar Al Qur’an Al Ihsani, menyampaikan apresiasinya atas kegiatan ini. “Acara ini sangat membantu kami memahami EMIS lebih mendalam, terutama dalam kaitannya dengan pengelolaan BOS,” ungkapnya.
Acara Ngaji EMIS ini diakhiri dengan sesi tanya jawab interaktif dan pembekalan kepada para peserta. H.A. Syaifuddin Zuhri berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan secara berkala untuk memastikan semua pesantren di Kabupaten Tegal mampu mengelola sistem pendidikan secara modern dan profesional.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan pondok pesantren di Tegal semakin solid dalam mendukung program pendidikan kesetaraan, sekaligus menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana pendidikan. Ini menjadi langkah strategis menuju pesantren yang tidak hanya berbasis keislaman, tetapi juga adaptif terhadap perkembangan teknologi.